Rabu, 01 Januari 2014

Haruskah Membanding-bandingkan ?



Gemintang.com “Yang ini, atau yang itu ?“ sikap bimbang memang kerap kali membuat seseorang cenderung membandingkan suatu hal dengan hal lainnya. Berharap mendapatkan yang lebih baik, tapi pada akhirnya malah lebih buruk. Dalam menetapkan pilihan yang sempurna, memang perlu pertimbangan. Tapi ingat, tidak ada satu hal pun yang sempurna di dunia ini. Sampai kapan pun kamu mencari, pastilah sesuatu itu memiliki kekurangan.

Seseorang yang merasa dibanding-bandingkan, tentu akan jengkel dan marah. Terlebih jika seseorang itu ternyata lebih baik darinya.
Satu hal yang sering terjadi adalah ketika kamu memulai suatu hubungan dengan seorang yang baru, pastilah orang tersebut kamu banding-bandingkan dengan kekasihmu terdahulu. “Kayanya dia lebih romatis deh daripada mantan yang satu itu!”, “Tapi kok ngajak makannya pinggir jalan doang siiihhh ?”. Nah, pilih mana?
Coba pelajari lagi kejadian yang lalu, kenapa hubungan antara kamu dan mantanmu bisa berakhir? Apa karena mantanmu kaya tapi dia gak romantis?
“Si mantan pinter sih, tapi yang satu ini, walaupun gak pinter-pinter amat, dia cakep banget..” Nah lo, makin bimbang kan?

Jangan memulai suatu hubungan yang baru ketika kamu sendiri masih dibayang-bayangi oleh sosok sang mantan. Atau ketika kamu belum yakin benar dengan pilihanmu, lebih baik tunda keputusanmu sampai keyakinan itu benar-benar ada. Membanding-bandingkan, hanya boleh kamu lakukan pada saat kamu sedang meyakinkan pilihanmu. Menentukan pilihan dengan asal, tentu akan membuat suatu hal menjadi lebih rumit kedepannya. Dan ketika kamu telah yakin dengan pilihanmu, saat itu juga kamu harus berhenti membanding-bandingkannya.

Tidak menutup kemungkinan, jika teman-temanmu akan ikut memberikan penilaian terhadap pilihanmu. Maka tidak ada salahnya jika kamu mendengarkan saran dari mereka. Juga menilai dengan bijak, mana yang baik dan mana yang buruk untuk kedepannya.
Jangan terlalu cepat menilai seseorang. Dengan membanding-bandingkan, berarti kamu tidak melihat sosok seseorang itu secara utuh. “This is the real me.” Inilah saya yang sebenarnya. Oleh karenanya, biarkan orang lain tetap menjadi dirinya sendiri. Dengan menerima kekurangan seseorang, kamu tidak akan pernah membandingkan seseorang itu dengan yang lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar