Hipwee.com - Masih
ingat betapa tak nyaman rasanya saat harus menyampaikan presentasi di
depan kelas? Ketika melakukan wawancara kerja, atau saat datang ke pesta
ulang tahun teman dan harus bertemu banyak orang yang belum kamu kenal?
Ya, momen-momen sederhana itu bisa jadi masalah besar bagi
kamu yang punya sifat pemalu.
Meski memiliki sifat pemalu sebenarnya sangat wajar, banyak yang
percaya bahwa ada berbagai akibat negatif yang bisa ditimbulkannya.
“Sikap pemalu itu bisa menjauhkanmu dari hal-hal baik dalam hidupmu,” – C. Barr Taylor, Profesor Psikologi di Stanford University.
Namun,
Taylor pun ternyata mengungkap fakta lain: sikap pemalu tak selamanya
berakibat negatif atau merugikan. Bahkan sikap pemalu ini bisa membantu
seseorang meraih kesuksesan. Berikut ini adalah hal-hal yang membuktikan
bahwa kamu yang punya sifat pemalu justru bisa jadi orang sukses!
1. Orang yang pemalu akan banyak berpikir sebelum memutuskan sesuatu. Bertindak serampangan tidak ada di kamus mereka
Orang-orang
dengan sifat pemalu cenderung banyak berpikir. Mereka biasanya sering
berdiam diri dan melakukan renungan. Menurut Taylor, kebiasaan ini tak
berarti buruk. Hanya karena mereka terbiasa berpikir, belum tentu mereka
minim bertindak. Tapi, kebiasaan ini bisa jadi baik apabila mereka
dihadapkan pada suatu kasus atau permasalahan.
Biasanya
saat beban pekerjaan menumpuk, seseorang akan memaksa diri berpikir
cepat dan segera bertindak agar kerjaanmu cepat selesai. Namun, mereka
yang pemalu tak akan jadi panik seperti itu. Pasalnya, setiap tindakan
atau keputusan yang diambil haruslah melewati proses pemikiran yang
matang. Merekalah akan baik-baik menimbang-nimbang dan berpikir keras
sebelum akhirnya membuat keputusan.
Taylor pun menjelaskan perbedaan antara mereka yang memang pemikir dan yang sekadar berpikir berlebihan alias
overthinking.
Orang-orang dengan karakter pemalu dan pemikir justru cenderung tenang
saat akan melakukan sesuatu karena biasanya dia sudah benar-benar
berpikir sebelumnya. Sementara, seseorang yang
overthinking juga akan berpikir, namun tanpa tindakan nyata untuk mewujudkan apa yang ada dalam pikirannya.
Bayangkan:
jika kamu tengah menjalankan bisnis sendiri, bukankah setiap terobosan
yang hendak dilakukan sudah seharusnya dipikirkan dengan matang?
Bukankah kebiasaan berpikir
dan bertindak secara nyata adalah cara yang ampuh untuk mengembangkan perusahaan?
2. Para pemalu itu biasanya peka. Mereka akan lebih perhatian dan menghargai apa yang terjadi di sekitarnya
Orang-orang
dengan karakter pemalu umumnya minim bicara. Mereka lebih sering
memilih diam ketika teman-temannya tertawa. Namun, sikap ini tak lantas
membuktikan bahwa kamu yang pemalu punya kedudukan yang lemah dalam
sebuah lingkungan sosial. Diam bukan berarti tak tahu apa-apa atau tak
peduli. Memilih diam justru membuatnya lebih peka, perasa, dan pintar
menganalisis keadaan di sekitarnya.
Menurut penelitian di Southern
Illinois University, orang-orang pemalu yang umumnya minim bicara punya
kemampuan lebih baik untuk menganalisis ekspresi wajah orang-orang di
sekitarnya. Kemampuan inilah yang akan sangat bermanfaat ketika kamu
yang punya karakter pemalu menduduki posisi sebagai pemimpin. Biasanya,
kamu akan bisa bersikap tenang dan tetap peka mengawasi kinerja para
bawahan.
Adakah bawahan yang rajin bekerja tapi tak puas dengan
kinerjanya sendiri? Ataukah ada staff-nya yang tak bisa maksimal saat di
kantor karena sulit mengatur sistem kerjanya sendiri? Ada kalanya sifap
pemalu memang tak bisa dipandang negatif, buktinya atasan yang peka dan
baik-baik mengenal bawahnya adalah mereka pemalu ‘kan?
“Mereka yang punya karakter pemalu hanya perlu fokus memanfaatkan kelebihannya, bukan malah mengutuki kekurangannya,” – Laura Graves O’Haver, peneliti di LiveScience.
3. Kamu yang pemalu adalah teman bercerita yang menyenangkan. Kamu lebih banyak mendengar, bukannya malah sibuk berkomentar
Orang
yang pemalu mungkin jarang memulai percakapan. Namun, tak banyak yang
tahu bahwa orang-orang pemalu justru bisa jadi teman bicara yang baik
dan menyenangkan. Dia tak akan memotong pembicaraan atau selalu ingin
berkomentar. Biasanya, dia justru lebih memilih diam agar bisa
berkonsentrasi mendengar dan menyimak apa yang disampaikan lawan
bicaranya.
Sebuah penelitian di Harvard menjelaskan bahwa
anak-anak yang pemalu cenderung punya rasa empati yang besar. Mereka
biasanya sangat sensitif, punya rasa empati yang besar, dan bisa jadi
pendengar yang baik. Dalam penelitian tersebut dibuktikan bahwa
anak-anak pemalu justru punya lebih banyak teman yang bisa bersikap
loyal.
Nah, sebagai atasan atau sekadar karyawan biasa, bukankah
sikap loyal dari bawahan dan rekan-rekan kerja adalah yang kamu
butuhkan? Adanya sikap loyal dan hubungan yang baik akan menciptakan
sebuah tim kerja yang solid. Ketika sebuah tim sudah bisa solid, maka
sesulit apapun tantangan pekerjaan yang datang pasti bisa dituntaskan.
4. Dia yang pemalu memelihara sifat perasa. Pendapat orang lain tentang dirinya akan dicerap dan diserap demi perbaikan diri
Salah
satu alasan mengapa orang-orang pemalu tak nyaman dalam sebuah
lingkungan sosial adalah kepedulian mereka pada pandangan orang lain
atas dirinya. Ada perasaan takut atau bahkan tak percaya diri saat harus
bertemu dan bergaul dengan banyak orang.
“Kenali
dirimu sendiri dan pikirkan anggapan orang tentang dirimu, maka lambat
laun kamu akan berusaha memperbaiki diri dan jadi pribadi yang lebih
baik.”
Saat merasa
insecure dan anggapan
orang tentang dirimu terus menghantui, kamu justru bisa menjadikannya
sebagai motivasi. Misalnya, lantaran tak mau dianggap pemalas, kamu
memilih datang ke kantor lebih awal. Tak mau dinilai tak kompeten, maka
kamu akan banyak belajar dan bertanya perihal tugas-tugasmu kepada rekan
kerja yang lebih berpengalaman. Lantaran sikapmu yang terlalu peduli
pada anggapan orang, kamu justru lebih sering introspkesi diri. Melihat
ke dalam diri sendiri sebelum menilai atau menghakimi cara-cara orang
lain memperlakukanmu.
5. Terlihat gemetar, menggigit kuku, atau
menggoyangkan tangan dan kaki tak selalu berarti sedang gelisah. Mereka
bisa jadi justru sedang berpikir keras
Kamu
yang pemalu mungkin sering terlihat gemetar, tanganmu mendadak dingin,
hingga kaki dan tanganmu pun tak henti-henti digerak-gerakkan.Tapi,
apakah perilaku ini menunjukkan bahwa kamu sedang gelisah atau tak
nyaman? Belum tentu. Menurut teori neurologi, kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan orang-orang pemalu ini bisa jadi berkaitan dengan proses
berpikir mereka.
Karen Pine, ahli psikologi dan peneliti gestur
manusia dari University of Hertfordshire, menjelaskan bahwa kebiasaan
menggerakkan tangan atau kaki berkaitan dengan proses kognitif. Saat
seseorang sedang serius berpikir berarti mereka mengalami proses
kognitif yang berlebihan. Maka, sebagian energi tersebut akan disalurkan
melalui gerakan. Meski bukan hasil penelitian yang final, tapi
gerakan-gerakan ini jelas berkaitan dengan cara-cara orang pemalu
menjembatani antara pikiran dan ekspresi mereka.
6. Mungkin mereka tak begitu banyak melakukan interaksi. Namun, ada makna berharga di setiap hubungan yang mereka jalani
Sikap
pemalu seringkali dikait-kaitkan dengan kepribadian introvert. Padahal,
keduanya tidak sama. Pemalu itu sifat bawaan, sementara kepribadian
introvert bisa jadi dipengaruhi banyak hal seiring masa pertumbuhan
seseorang.
Susan Cain yang tulisannya diterbitkan di
New York Times menegaskan
bahwa orang-orang pemalu adalah korban. Ketika budaya melabeli sikap
pemalu sebagai kekurangan dan bahkan penyakit, semakin banyak yang
percaya bahwa orang-orang dengan karakter pemalu patut diremehkan.
“Orang-orang
pemalu atau mereka yang introvert mungkin sangat sensitif sehingga kita
harus lebih berhati-hati menghadapi mereka. Tapi, bukan berarti mereka
tidak normal. Sifat pemalu yang umumnya dianggap sebagai kekurangan
justru bisa jadi kelebihan yang membuat mereka berharga.”
Sayangnya,
penelitian yang dilakukan Susan Cain justru memperlihatkan bagaimana
lingkungan sosial tak mendukung karakter mereka yang pemalu. Mereka
tetap diposisikan lebih rendah daripada orang-orang dengan kepribadian
ekstrovert.
Sebuah sekolah di Amerika misalnya, anak-anak akan
dinilai dari seberapa aktif mereka saat bekerja dalam kelompok atau saat
mengikuti pelajaran di kelas. Cara ini pun dianggap tak
mempertimbangkan anak-anak pemalu yang memang minim kemampuan
berinteraksi. Padahal, dibalik sifat pemalu dan pilihan untuk tak banyak
bicara, kamu yang pemalu justru punya banyak kelebihan yang bisa
dibanggakan. Selain itu, “kehati-hatian” mereka yang pemalu dalam
berinteraksi juga punya arti lain: ketika mereka memutuskan untuk
menjalankan sebuah hubungan, hubungan itu pastilah spesial.
Apakah
kamu termasuk orang-orang dengan karakter pemalu? Jika iya, tak perlu
berkecil hati. Karakter pemalu yang disikapi dengan positif justru bisa
mengantarkanmu menuju kesuksesan! 🙂
By : Nabila Inaya