This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 12 Juni 2015

Untukmu yang Pernah Merasa Salah Jurusan Masuk Fakultas Pertanian



Hasil gambar untuk Untukmu yang Pernah Merasa Salah Jurusan Masuk Fakultas Pertanian 

Teruntuk kamu yang sekarang menempuh kuliah di Fakultas Pertanian, entah karena pilihan petama kedua atapun terakhir…

Adakalanya kamu pasti merenung dan bertanya pada hati kecilmu.
Benarkah jurusan yang kuambil?  Seberapa prospekkah jurusan yang kutekuni selama beberapa semester ini? Haruskah aku bertahan atau beranjak ke jurusan lain?
Apa yang harus kulakukan ketika reuni SMA, teman-teman dengan bangga berujar masuk Fakultas prestise Kedokteran, Teknik, sementara aku hanya bisa berlapang dada berucap lirih berada di jurusan yang sering mereka pandang sebelah mata.

Apa yang harus kukatakan ketika tak sengaja bertemu seorang Ibu setengah baya di statiun kereta, yang seringkali bertanya alasan macam apa yang membuatku masuk pertanian? Lantas beliau bercerita anaknya yang kuliah di Teknik telah sukses bekerja di kantor perusahaan asing dengan gaji sekian besarnya.

What is Agriculture?

Yang mereka tahu Pertanian identik dengan kemiskinan, kemelaratan,dan ketidakpastian. Yang mereka tahu lulusan Pertanian nantinya justru memilih bekerja di sektor Perbankan, perkantoran dan sektor lain yang identik dengan suasana bersih, nyaman, dan dingin ber-AC.

Tak sama halnya ketika bekerja di sektor sendiri, menjadi seorang petani yang lekat akan panas terik matahari, butiran peluh kerja keras hanya untuk mengais rezeki demi sesuap nasi. Seringkali mereka bertanya padaku,
“Kamu kok masuk Fakultas Pertanain, besok mau jadi apa?”
Miris rasanya melihat orang-orang dengan mudahnya men-judge masa depan seseorang hanya dengan melihat apa yang diyakini dan dilihatnya saat ini.

Untukmu yang merasa salah jurusan.

Lupakah kamu lagu Himne Gajdah Mada, Buruh Tani dan lagu perjuangan-perjuangan lain yang dengan lantang engkau dengungkan ketika masa orientasi dulu?

Lupakah kamu janji-janji manis membangun sektor Pertanian yang sempat engkau torehkan di depan mimbar, depan kami dan kakak angkatan dulu?

Lupakah kamu wajah-wajah penuh harap akan adanya perubahan yang pernah engkau bawa kepada mereka para petani desa yang pernah menjadi koresponden untuk tugas kuliah waktu itu? Bagimu mungkin itu hanya sebatas wawancara petani dalam rangka memenuhi tugas perkuliahan 3 SKS, tapi bagi mereka itulah secerca harapan yang engkau tawarkan agar mereka tetap kuat dan bertahan menghadapi keras dan pilunya hidup sebagai petani..
Teruntuk kamu yg pernah merasa salah jurusan dan lelah ingin menyerah..
Tidakkah kau paham, sesungguhnya tak ada sehelai daunpun jatuh tanpa seizin-Nya..

Begitu pula ketika kamu diberi kesempatan menjadi mahasiswa Pertanian.
Sesungguhnya ada harapan-harapan dan masa depan petani yang diamanahkan-Nya kepadamu.

Untukmu yang sering mengeluh mahasiswa Pertanian banyak tugas dan laporan tulis tangan..


Lupakah kamu jika petani di luar sana tak sedikitpun mengeluh ketika harus mengolah sawahnya dari proses menanam, mencangkul hingga membajak dengan tangan mereka sendiri? Tak lihatkah engkau betapa kasar dan gelap kulit tangan mereka.Terpapar langsung terik matahari tak sedikitpun membuat mereka gusar lantas menyerah.

Tidak sepertimu yang baru menulis beberapa lembar laporan lantas mengeluh di sosial media tak lupa menyertakan emoticon-emoticon mendukung keluh kesahmu. Sebenarnya apa yang engkau harapkan? Simpati dari teman-temanmu?Atau rasa iba dari keluargamu yang lantas akan memindahkanmu ke jurusan lain? Atau hanya perwujudan ketidakmampuanmu mengemban tugas? Bukankah lebih baik tenaga untuk berkoar-koar diakun pribadimu kamu alihkan untuk bergegas menyelesaikan tugasmu..

Untukmu yang sering mengeluh kuliah praktikum full pagi sampai sore?

Lupakah kamu jika petani harus menanggalkan sarung dan selimut hangat mereka, bergegas mengayuh sepeda pagi buta menuju sawah. Menyambut terbitnya sang fajar dengan berucap syukur lantas bekerja sampai hari petang. Mereka lakukan hampir setiap hari tanpa sedikitpun mengeluh.

Bukankah jauh lebih beruntung dirimu, yang masih bisa berlibur di tanggal merah, libur semester, sesekali pulang kampung, berwisata lantas mengunggah foto di akun pribadi tak lupa menyertakan hashtag-hashtag kekinian.
Happy holliday everybody #jpmp #jogjaexplore #sunset #ngandong #beach

Bisakah engkau bayangkan bila engkau menjadi seorang petani?

Menanam padi 1 hektar #syebel #kezel #laper #mager
Berangkat jam 05.00 pulang jam 17.00. Di situ kadang saya merasa sedih
Ada orang beli beras, gue kasih sekalian sawahnya ­#guamahgituorangnya
Percayalah sesungguhnya hasil tidak akan pernah mengkhianati usahamu. Begitu pula kerja keras dan pantang menyerahmu belajar di Fakultas Pertanian. Kelak Tuhan akan membalas setiap tetesan keringat perjuanganmu.

Setiap bulir-bulir nasi yang mereka makan sesungguhnya dihasilkan oleh tetesan peluh perjuangan petani. Varietas padi unggul tahan hama dan penyakit tak akan terwujud tanpa adanya ide dan usaha para peneliti yang menghabiskan separuh hidup mereka di balik laboratorium penelitian.

Ketahanan dan kemandirian pangan tak akan tercapai tanpa adanya intervensi serta partisipasi pemerintah yang tepat dalam membuat regulasi,,

Dan kamulah mahasiswa-mahasiswi Pertanian, generasi-generasi muda yang akan menggantikan posisi mereka. Tak perlu lagi merisaukan akan bekerja dimana aku kelak bila masuk Fakultas Pertanian. Sesungguhanya Tuhan adalah sebaik-baiknya pembuat rencana. Lakukan sebaik mungkin bagian yang kamu bisa dan sisanya pasrahkan bagian yang tak kamu bisa kepadaNya.

Kelak lihatlah senyum kegembiraan di wajah-wajah petani. Menyambut setiap pagi dengan harapan baru. Padi tumbuh subur menguning siap dipanen. Setiap lapisan masyarakat dapat mengkonsumsi beras tanpa harus mengimpor beras.

Sudah sepantasnya Indonesia yang merupakan Negara Agraris dengan 60% masayarakatnya bekerja di sektor pertanian mampu berswasembada beras dan mewujudkan Ketahanan Pangan. Semua cerita indah itu kini ada di pundakmu, wahai mahasiswa-mahasiswi Pertanian…

No farmer, no food, no future. Hidup Petani Indonesia!

By : Seilana Kusumawati

Sabtu, 25 April 2015

Keluar dari Jurang Kemiskinan

Gemintang.com – Apakah kesuksesan merupakan takdir, dimana segalanya sudah ditetapkan sebelumnya? Apakah mereka yang terlahir miskin akan berakhir dalam kemiskinan juga? Tidak. Inilah yang dibuktikan oleh Sherwin, seorang CEO dari sebuah organisasi amal yang berasal dari kaum bawah.
Sherwin merupakan anak ke-2 dari 8 bersaudara. Ia bersama keluarganya biasa tinggal di sebuah rumah yang dibangun dari kardus-kardus bekas. Tiap tahunnya mereka harus membangun rumah kardus baru karena rumah sebelumnya selalu tersapu banjir atau topan.
Ia mulai menemukan sebuah harapan baru ketika ia berusia 9 tahun. Pada waktu itu, sebuah organisasi amal dari luar negeri berkunjung ke kawasan kumuh tempat tinggalnya untuk memberi beasiswa bagi anak-anak miskin yang lulus tes. Perasaan senang dan tak percaya ia rasakan ketika namanya disebut sebagai salah satu penerima beasiswa.
Selama menerima beasiswa, harapan Sherwin untuk masa depan yang lebih baik semakin terpupuk. Banyak pengalaman pertama yang ia rasakan, seperti pertama kali mendapat berbagai alat tulis dan keperluan sekolah. Sepatu pertama yang pernah dimilikinya pun berasal dari bantuan beasiswa tersebut.
Saking sayangnya dengan sepatu itu, ia selalu melepaskannya di kala hujan agar sepatunya tidak kotor dan basah. Namun, kemalangan nampak menghampirinya sekali lagi. Di usianya yang ke-19, ayahnya meninggalkan keluarga mereka. Tidak lama kemudian, sang ibu pun melakukan hal yang sama.
Karena kakaknya sudah menikah dan tidak tinggal bersama mereka, Sherwin pun menjadi tulang punggung ke-7 adiknya. Dengan penuh perjuangan, ia berusaha melanjutkan kuliahnya sambil bekerja untuk adik-adiknya. Akhirnya, ia berhasil menyelesaikan kuliahnya sampai jenjang S2.
Dalam keberhasilannya, ia tidak melupakan orang-orang yang bernasib sama dengannya. Ia pun mencoba mendirikan sebuah organisasi yang fokus membantu orang-orang miskin untuk dapat menikmati pendidikan.
Saat ini organisasi amal yang ia dirikan tahun 2011 lalu sudah berhasil membantu lebih dari 600 anak-anak miskin untuk bersekolah. Selain itu, organisasinya pun selalu bersiap memberikan pertolongan pertama untuk daerah-daerah yang dilanda topan.
Hadiah kesuksesannya ternyata jauh lebih besar dari yang ia bayangkan. Kedua orang tuanya meminta maaf dan mulai berkumpul kembali dengan anak-anaknya.
foto: happyfamilycs.com

Tubuh Gemuk Bukan Penghalang untuk Meniti Karier Cemerlang


Gemintang.com – Sejak awal kehadirannya di ranah mode, Ashley Graham telah menuai banyak cacian. Bentuk tubuh yang tidak seperti model-model pada umumnya; tinggi dan langsing, menjadi penyebab wanita kelahiran 1987 itu sering dicela. Namun, itu tidak menjadi penghalang Ashley untuk terus berkarier di dunia mode.
Satu tahun belakangan, wanita dengan tubuh berisi itu sering menjadi model sampul untuk majalah Vogue, Elle hingga Love. Ia pun berhasil mensejajarkan dirinya dengan banyak supermodel terkenal bertubuh proporsional. Tapi, jam terbang yang cukup banyak di industri mode tidak serta merta membuat dirinya lepas dari kritikan dan cacian.
Pelecehan verbal adalah hal biasa yang sering Ashley alami, termasuk dari rekan-rekan sesama model. Kata-kata seperti “kamu terlalu gemuk”, “tubuhmu tidak proporsional” atau “kamu jelek!” sering mampir ke telinganya.
“Di Instagram aku sering dipanggil Si Gemuk. Orang-orang juga sering berkomentar, ‘kenapa kamu tidak menghilangkan selulitmu sebelum mengunggah fotomu?’” ucap Ashley seperti dikutip dari majalah Vogue.
Mendengar ejekan seperti itu tak lantas membuat Ashley merasa terintimidasi. Wanita ini justru makin melebarkan kariernya dengan membuka lini busana dalam wanita bermerek Navabi. Produknya ini ia tujukan bagi para wanita bertubuh gemuk dan berisi. Sembilan belas koleksi lingerie pun berhasil ia keluarkan di musim ini mulai dari ukuran 36DD hinga 48E.
“Pertama, produk ini sangat mendukung bagi wanita-wanita bertubuh gemuk dan berisi; kedua, nyaman; dan ketiga, super seksi!” ucapnya.
Ashley berujar bahwa ia ingin membagikan pandangannya kepada banyak orang bahwa wanita bertubuh gemuk itu cantik. Namun demikian, ia mengaku bukanlah orang yang pro-obesitas. Dalam seminggu Ashely bisa berolahraga 3 – 4 kali, ia juga senang mengkonsumsi jus hijau dan salad sehat.
“Seberapapun berat badanmu, kamu tetap harus hidup sehat!” tambah Ashley.
Ashley Graham tidak menjadikan tubuh gemuknya sebagai penghalang untuk berprestasi dan meniti karier yang cemerlang. Ia mampu melihat setiap peluang untuk meraih apa yang diinginkannya. Setiap cacian yang didapat Ashely anggap sebagai teman seperjalanan yang mampu membakar semangat. Nah, jika Ashley Graham bisa, kenapa kamu tidak?
foto: Navabi