Kamis, 25 Maret 2021

Memohon Seperti Apa Kalau Tuhan Memang Tidak Berkehendak, Maka Jawabannya Akan Selalu Tidak

Hipwee.com - Sudah bisa kan bilang good bye sama bulan Juni? Bulan yang rasanya selalu ada saja aneh dan sebelumnya tidak pernah terbayangkan akan terjadi di hidup ini. Bulan ketika pertemuan dan perpisahan datang hanya selangkah. Banyak hal terjadi entah sepertinya sudah direncanakan semesta sejak aku diciptakan. Agak sedikit berlebihan yaaa, tapi Juni berhasil membuatku tersungkur dan bangkit lagi dalam satu waktu. Namun, apapun yang terjadi aku tetap berterimakasih pada-Nya dan juga semesta yang mengizinkan semua terjadi.

Ternyata seseorang yang sangat menggebu-gebu di awal, membawa keyakinan yang luar biasa akan masa depan bisa pergi juga. Iya bulan Juni membawaku kembali bertemu dengan orang yang salah, perkenalan itu terjadi sangat cepat bahkan lebih cepat dari kilat. Kamu yang akan aku jadikan yang terakhir katanya dengan yakin dan mantab, saat itu rasanya aku pun terbawa suasana dengan yakin bahwa dia adalah seseorang yang dikirimkan untukku. Penantianku dan perjuangan panjangku sudah selesai padanya, kataku.
 

Namun, lagi-lagi hati tetap terlibat dengan menanyakan berkali-kali tentang seberapa yakin untuk menjadikannya yang terakhir. Memang aku terlalu cepat menyimpulkan bahwa dia lah yang terakhir. Hati dan pikiranku memang ragu-ragu, entah kenapa jadi banyak pertanyaan yang keluar dan membutuhkan jawaban segera. Ah biarlah Tuhan yang akan menjadi penentunya, pikirku saat itu.

Aku berdoa dengan sekuat-kuatnya hati, mencoba bernegosiasi dengan Tuhan dan memaksakan untuk menjadikan dia yang terakhir. Kusebut namanya dalam setiap hembusan nafas doaku. Kubayangkan dia dengan sekuat-kuatnya hati agar Tuhan merestui kami yang baru di tahap saling mengenal. Yang terjadi, semua doa, harapan dan impianku dijawab dengan kepergiannya,. Dia pergi tanpa meninggalkan pesan apapun, tanpa ada kata pamit.

Dunia rasanya runtuh, hancur, rasanya seperti  dilempari batu. Tuhan mengatakan tidak atas semua doa yang kuucapkan, Ia mematahkan semua seperti membalikkan telapak tangan. Memang ya kalau Ia sudah berkehendak siapa yang bisa mengelak. Seseorang yang aku anggap terbaik dan akan menjadi yang terakhir ternyata bukan yang akhir. Ucapanku masih salah saat memohon dia lah yang terakhir.

Semesta memang bekerja luar biasa, ia bergerak dan berputar terus mengikuti instruksi yang empunya. Memohon seperti apapun agar disatukan dengan seseorang kalau bukan dia orangnya, yaa Dia akan tetap mengatakan tidak, tidak dan tidak. Sampai saatnya aku merasa, mungkin caraku begitu keras terhadap diri sendiri dengan memohon orang yang salah. Mengikhlaskan dan merelakan hati untuk menerima  sesuatu yang memang bukan untuk kita susah ya.

Terkadang masih berpikir memang kalau bukan dia siapa lagi. Kenapa selalu tidak? Apakah memang tidak adalah teman terbaik untuk saat ini? Meskipun begitu, apapun yang terjadi bersyukur adalah kunci semuanya, kunci untuk bahagia dan memang benar bertahan saja dengan setiap keadaan yang ada. Lama-lama ikhlas juga akan dihadiahkan untuk kita yang menerima “tidak” darinya.

 

By : Veronika Sri Wahyuni 

0 komentar:

Posting Komentar