meongers.com - Hampir setiap kita pernah merasa
terusik seekor kucing ketika sedang makan di sebuah warung sederhana.
Rasanya sungguh menjengkelkan. Lagi enak-enak makan kok ada yang
meong-meong minta jatah. Bisa jadi nafsu makan menyurut bila meong-meong
tidak berhenti.
Apalagi kalau kucing rada agresif maksa-maksa. Langkah cepat mengusirnya adalah dengan menyiramkan air segelas ke badan kucing. Atau dengan ayunkan tendangan ke perut kucing. Nggak ada yang protes, ‘kan? Selesai? Bisa ya bisa tidak.
Ya… Mengusir kucing pengganggu makan adalah langkah umum mengatasi perkara insidentil. Kucing pergi habis perkara!
Tidak… Ada sebuah pertanyaan di sini: adakah langkah lain untuk memanfaatkan kehadiran kucing lapar? Tentu ada jika Anda mau belajar sedikit tentang keberadaan mahluk-mahluk. Kita sadar mereka masing-masing membawa manfaat untuk kehidupan semesta. Namun adakah kita menyadari bahwa kebahagiaan dan keluhan seekor kucing punya makna tersendiri?
Untuk itu saya teringat sebuah kisah nyata. Ijinkan saya berbagi kisah yang entah kapan kejadiannya namun sangat menggugah. Semoga kisah di bawah ini cukup untuk sedikit menyingkap makna hubungan hewan dengan manusia. Hubungan antar jiwa-jiwa bernapas di sekitar kita.
-------------------------------------------------------
Di suatu kota di Pulau Jawa. Datanglah seorang gadis berambut panjang ke warung makan. Dia hanya mengantongi uang Rp.10.000,- sedangkan anggaran makan siang adalah Rp.4.000,-. Anggaran cukup untuk sepiring nasi putih, sepotong tempe goreng, seporsi sayur asem. Gadis ini dikenal penyayang hewan walaupun tidak memelihara hewan piaraan di dalam rumah.
Dia sedang duduk di bangku warung makan sembari menyantap makan siang pada suapan pertama ketika seekor kucing mengusik dari kolong meja. Melongok ke bawah. Saling pandang sedetik dengan kucing kelaparan. Wajah memelas kucing meminta jatah makan siang. Tangan kiri si gadis mencomot ikan goreng lalu menyorongkannya pas di bawah hidung kucing.
Selesai makan dia lapor kepada penjaga warung, “Nasi satu, tempe satu, sayur asem satu, ikan lele satu… Berapa semua, Pak?” “Semua sepuluh ribu.” Pembayaran selesai. “Eh, Mba… Perasaan tadi saya nggak liat Mba makan ikan lele goreng. Koq dihitung?” “Saya ambil satu makanya saya bayar, hehe…”
Penjaga warung tidak tahu bahwa ikan lele goreng diam-diam disorongkan bulat-bulat buat makan siang kucing! Si gadis menikmati makan dengan biaya Rp.4.000,- sedangkan si kucing kena Rp.6.000,-. Kebiasaan yang demikian itu konon berlangsung lama. Entah berepa ekor kucing yang ketiban rejeki nomplok dari tangan si gadis berambut panjang.
Pada suatu malam 5 tahun kemudian.
Seorang emak-emak memergoki ulah si gadis menyajikan makan malam buat tiga ekor kucing di sebuah warung. 3 ekor ikan tongkol disorongkan ke kolong meja. 3 ekor kucing menggondol masing-masing satu potong kemudian membawa lari ke luar warung. Emak terkesima. Enak banget kucing makan malem dapet daging empuk?
Penasaran dia mau tau,”Nak… kamu kok royal amat ngasih kucing sepotong ikan utuh?” “Emm… nggak royal kok. Ada tamu pejabat aja kita sediakan macam-macam lauk sampe ngutang-ngutang. Masa nggak bisa ngasih seekor ikan buat kucing?”
“Tapi kan dengan begitu uang kamu cepat habis… Cari gantinya dari mana?” “Dengan berusaha dan berdoa.” “Ya, kamu kerja. Terus siapa yang mendoakan kamu? Emm… Kucing??? hehe. “ “Doa seekor kucing kelaparan lebih manjur daripada doa satu jamaah manusia kekenyangan,” balas si gadis, haqqul yakin. “Ah, masa…? Kata siapa?” Emak mengernyitkan dahi.
“Kata hati sanubari saya.”
----------------------------
Si emak melangkah pulang sembari merenungkan perbicaraan singkat dengan gadis berambut panjang. Tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia ingat gadis itu 5 tahun lalu adalah seorang penjaga toko pakaian milik pengusaha Cina. Ketika itu penampilan amat sederhana.
Sekarang baru ngeh. Si gadis sudah menjadi Manager Pemasaran untuk majikan yang sama.
Penampilan Wanita Karir.
Tidak… Ada sebuah pertanyaan di sini: adakah langkah lain untuk memanfaatkan kehadiran kucing lapar? Tentu ada jika Anda mau belajar sedikit tentang keberadaan mahluk-mahluk. Kita sadar mereka masing-masing membawa manfaat untuk kehidupan semesta. Namun adakah kita menyadari bahwa kebahagiaan dan keluhan seekor kucing punya makna tersendiri?
Untuk itu saya teringat sebuah kisah nyata. Ijinkan saya berbagi kisah yang entah kapan kejadiannya namun sangat menggugah. Semoga kisah di bawah ini cukup untuk sedikit menyingkap makna hubungan hewan dengan manusia. Hubungan antar jiwa-jiwa bernapas di sekitar kita.
-------------------------------------------------------
Di suatu kota di Pulau Jawa. Datanglah seorang gadis berambut panjang ke warung makan. Dia hanya mengantongi uang Rp.10.000,- sedangkan anggaran makan siang adalah Rp.4.000,-. Anggaran cukup untuk sepiring nasi putih, sepotong tempe goreng, seporsi sayur asem. Gadis ini dikenal penyayang hewan walaupun tidak memelihara hewan piaraan di dalam rumah.
Dia sedang duduk di bangku warung makan sembari menyantap makan siang pada suapan pertama ketika seekor kucing mengusik dari kolong meja. Melongok ke bawah. Saling pandang sedetik dengan kucing kelaparan. Wajah memelas kucing meminta jatah makan siang. Tangan kiri si gadis mencomot ikan goreng lalu menyorongkannya pas di bawah hidung kucing.
Selesai makan dia lapor kepada penjaga warung, “Nasi satu, tempe satu, sayur asem satu, ikan lele satu… Berapa semua, Pak?” “Semua sepuluh ribu.” Pembayaran selesai. “Eh, Mba… Perasaan tadi saya nggak liat Mba makan ikan lele goreng. Koq dihitung?” “Saya ambil satu makanya saya bayar, hehe…”
Penjaga warung tidak tahu bahwa ikan lele goreng diam-diam disorongkan bulat-bulat buat makan siang kucing! Si gadis menikmati makan dengan biaya Rp.4.000,- sedangkan si kucing kena Rp.6.000,-. Kebiasaan yang demikian itu konon berlangsung lama. Entah berepa ekor kucing yang ketiban rejeki nomplok dari tangan si gadis berambut panjang.
Pada suatu malam 5 tahun kemudian.
Seorang emak-emak memergoki ulah si gadis menyajikan makan malam buat tiga ekor kucing di sebuah warung. 3 ekor ikan tongkol disorongkan ke kolong meja. 3 ekor kucing menggondol masing-masing satu potong kemudian membawa lari ke luar warung. Emak terkesima. Enak banget kucing makan malem dapet daging empuk?
Penasaran dia mau tau,”Nak… kamu kok royal amat ngasih kucing sepotong ikan utuh?” “Emm… nggak royal kok. Ada tamu pejabat aja kita sediakan macam-macam lauk sampe ngutang-ngutang. Masa nggak bisa ngasih seekor ikan buat kucing?”
“Tapi kan dengan begitu uang kamu cepat habis… Cari gantinya dari mana?” “Dengan berusaha dan berdoa.” “Ya, kamu kerja. Terus siapa yang mendoakan kamu? Emm… Kucing??? hehe. “ “Doa seekor kucing kelaparan lebih manjur daripada doa satu jamaah manusia kekenyangan,” balas si gadis, haqqul yakin. “Ah, masa…? Kata siapa?” Emak mengernyitkan dahi.
“Kata hati sanubari saya.”
----------------------------
Si emak melangkah pulang sembari merenungkan perbicaraan singkat dengan gadis berambut panjang. Tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia ingat gadis itu 5 tahun lalu adalah seorang penjaga toko pakaian milik pengusaha Cina. Ketika itu penampilan amat sederhana.
Sekarang baru ngeh. Si gadis sudah menjadi Manager Pemasaran untuk majikan yang sama.
Penampilan Wanita Karir.
0 komentar:
Posting Komentar