Dunia yang fana ini sementara, dunia ini bukan tempat kita tinggal, dunia ini tempat kita meninggalkan.
Ada kelahiran, akan ada fase kembali pada keabadian. Setiap saat selalu menjemput menunggu dengan giliran, nama siapa yang terletak pada daun bumi yang akan gugur. Fase kehidupan sudah menjadi ketetapan takdir dari Ilahi. Hanya doa yang mampu merubah takdir kehidupan.
Kebahagiaan tak selamanya abadi. Kesakitan tak selamanya abadi. Kesedihan tak selamanya abadi. Roda kehidupan dan hukum alam Ilahi selalu adil dan Allah bekerja mewarnai kehidupan alam semesta ini dengan sangat bijaksana. Semua akan ada gilirannya. Hari berganti hari. Waktu berganti dan bergulir setiap detiknya.
Menghargai setiap dari segi perbedaan dengan tidak mempermasalahkan dan merumitkannya adalah hal yang mutlak yang sudah semestinya diterapkan. Belajar lebih lapang hati. Hal pertama kali yang kita minta kepada Allah ialah minta agar selalu diberi kelapangan hati, selalu dijaga rasa bersyukur didalam hati serta tak pernah kehilangan ucap istighfar didalam setiap nafas dan langkah kita.
Jika kita dihadapkan pada situasi dan pilihan, turutilah kata hati sendiri. Jika kita dihadapkan pada seseorang yang menyayat hati, bersyukur kepada Allah. Bahwasannya Allah telah mengirimkan orang tersebut untuk menjadi ujian dalam hidup. Karena darinya setiap noda telah dihapuskan oleh Allah. Hanya Allah yang maha sempurna. Bersyukur karena darinya kita memahami, darinya kita belajar ikhlas dan menjadi pemaaf.
Agar hal yang menyakiti serupa tidak kita lakukan kepada orang lain. Karena kita pernah ada di posisi dan situasi tersebut. Kita mampu untuk lebih merasakan apa yang orang lain juga rasakan. Apapun bentuknya, entah pembelajaran tentang kepiluan, tentang kesedihan, tentang keperihan bahkan kebahagiaan.
Allah tak pernah ingkar. Allah bersama dengan setiap hambanya yang bersabar. Janji Allah adalah pasti.
"Jangan mencubit jika tak mau dicubit. Jangan mengusik jika tak mau diusik. Bijak berlaku adil. Setarakan antara hak dan kewajiban. Naiklah tanpa menjatuhkan. Majulah tanpa menyudutkan. Bahagialah dengan cara sendiri yang sportif dan natural, tanpa menyingkirkan, tanpa meremukkan hati dan jiwa yang lain."
Tak selamanya kita hidup. Dunia ini tempat berbekal untuk kembali pulang kepada Allah. Iman serta amal kita sudah mencukupikah?
Seandainya waktu memanggil kita tanpa waktu yang berkompromi, semoga hati kita selalu dijaga dan dipelihara oleh Allah didalam setiap nafas yang kita hirup ini.
Di balik sendu, Allah menitipkan hikmah yang bisa dipetik. Dibalik tabir awan mendung, Allah selalu menjaga dan menerangi pekat hari. Sejauh pijakkan langkah kita dari setiap hari yang berlalu dan dilewati, selalu ada naungan kasih yang Allah jaga sematkan agar kita mengerti dan senantiasa memelihara rasa bersyukur.
Istighfar penuh yang mengiringi hari, ialah luapan rasa yang menggantungkan harap dan menyandarkan diri sepenuhnya hanya bersama Ilahi Rabbi yang maha mengerti. Dari sekian banyak luapan kias lukisan hati yang mewarnainya dari segala hal yang melingkupi.
Andai waktu memanggil, semoga senyum diakhir masa kehidupan menuju keabadian dalam keadaan yang Allah ridhai penuh menginggat dekat bersama Allah. Biarkan Allah yang menilai hati kita. Biarkan waktu semesta yang menjabarkan dengan caranya. Dari setiap jemari tangan yang mengayun, dari setiap hati yang mengalun, tangan dan hati kan menjadi saksinya dikeabadian hari nanti.
Dalamnya suka, dalam nestapa, dalamnya rasa syukur kepada Allah…
Dalamnya pengorbanan tak jemu memandang melangkah lewati hari dengan keyakinan kepada Allah…
Dalamnya setiap tetesan yang keluar dari kelopak mata sebagai hikmah dan pembelajaran. Dalamnya bias butir air mata seorang wanita ialah karunia dari Sang Khalik. Tetesan air mata untuk melegakan dan membersihkan hati dari penat seorang wanita yang mungkin tertahankan olehnya.
Hanya bersama Allah ia meluapkannya. Allah maha melihat dan setiap butir dari tetesan air mata itu Allah akan jawab, Allah akan ijabah, Allah akan hapuskan celah noda, Butiran bias tetesan air mata pun mampu menjadi saksi kelak menjawab dihadapan Allah nanti. Tersenyumlah selalu duhai wanita.
Senyummu adalah ladang berkah serta ibadah dari amalanmu. Perkataan kita adalah doa. Jaga lisan. Jaga hati. Karena setiap ucapan adalah doa. Apa yang menjadi prasangkamu itulah yang Allah dengar. Semoga hati kita selalu dilindungi dari setiap prasangka yang tak Allah perkenankan, dan selalu berpikir positif menjalani hari-hari.
Anggun Gerardine
0 komentar:
Posting Komentar