Hipwee.com - I’m single and very happy…- Single Happy, Oppi Andaresta
Merasa bahagia sendiri, pun dengan perasaan sedihnya. Keluar rumah saat malam minggu juga jarang, apalagi meluangkan waktu untuk buang-buang uang. Mungkin itu beberapa hal yang selalu dirasakan olehmu, seseorang yang belum memiliki pasangan alias jomblo.
Karena sendiri itu bukan berarti tak ada yang mau. 6 tanda ini akan memberikanmu ‘amunisi’ bahwa menjadi single itu sebuah keputusan mulia, yang belum tentu semua orang mengetahuinya.
Sering disebut terlalu pemilih. Tapi, bukankah pemilih itu berarti tak berniat main-main dalam hubungan?
Tidak mudah untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Perbedaan watak, sifat dan tujuan hidup belum tentu bisa diatasi tanpa pertimbangan yang matang. Memutuskan untuk sendiri dulu, sebelum sosok tepat itu datang merupakan hal terbaik yang bisa dilakukan. Bukan pemilih, hanya berhati-hati saja.Misalnya disuruh memilih, menjadi penyendiri yang terhormat itu lebih baik dibandingkan punya pasangan tapi masih tebar pesona sana-sini. Ini juga erat kaitannya dengan masalah hati, kalau belum mantap ya tidak usah mengambil langkah.
Memutuskan untuk tetap sendiri itu sama saja dengan memanfaatkan kesempatan yang ada, yakni berjuang hidup mandiri.
Ketika permasalahan datang, diri ini rasanya berontak karena tidak sanggup mengatasinya sendiri. Saat cobaan demi cobaan hidup mendera, hati ini pun terasa pedih karena tak ada tempat berkeluh kesah. Namun inilah tantangan terbaiknya. Melawan amarah dan dendam dalam waktu yang bersamaan, justru menghasilkan kekuatan yang belum tentu di dapat dari seorang pasangan.Berbeda ketika ada dia yang mau memanjakan dan bersedia menopang seluruh permasalahan, mungkin diri ini tak sekuat seperti sekarang.
Kamu bukan orang yang murung dan suka menyendiri. Kamu hanya ingin tahu lebih dalam, sosok seperti apa yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan.
Kalau hanya asal pilih, dalam sekejap pun pasti dapat. Pada sela-sela waktu sambil bersabar ini, tak jarang mengambil pelajaran dari hubungan salah seorang teman dengan pasangannya. Bagaimana cara berbicara yang baik, pun kapan dan di mana waktu yang tepat untuk saling berdebat misalnya. Itu hanya sebagian, namun cukup memberi pelajaran.Saat yang lain khawatir soal pendamping hidup, kamu justru lebih serius menanam kebaikan dan menata masa depan.
Merasa khawatir itu wajar dan sah-sah saja. Hampir semua orang pernah mengalami dan merasakannya dalam hidup. Khawatir soal jodoh, misalnya. Tapi kali ini kamu berbeda, kamu lebih sigap untuk menyikapi rasa khawatir itu dengan terus melakukan kebaikan, dan tidak lagi ragu menata masa depan.Bagimu, sendiri sementara waktu itu tidak menjadi masalah. Asalkan Tuhan masih ada dan bersedia untuk memberikan cukup energi perihal menentukan arah.
Jangankan untuk meninggalkan, melewatkan waktu sehari untuk tidak bertemu keluarga atau sahabat-sahabatmu saja kamu enggan.
Karena fokusmu belum terbagi, meluangkan waktu dengan keluarga atau sahabat-sahabatmu adalah yang paling utama. Kamu tidak pernah merasa terpaksa untuk sekadar bertanya kabar atau memastikan bahwa mereka baik-baik saja. Lelahmu juga seakan tak terasa, ketika kamu melihat sunggingan senyum yang terpampang secara nyata.Ketika sewaktu-waktu kamu punya pendamping pun, kamu akan siap mengatur segala sesuatunya termasuk durasi pertemuan. Bukankah lebih menyenangkan yang seperti ini, dibanding mengalami konflik di kemudian hari?
Tidak mau salah mengambil langkah. Lebih baik bersabar dan yakin bahwa Tuhan telah menetapkan sosok pendamping terbaik.
Jodoh itu tak kemana. Sebuah kalimat sederhana yang memang benar adanya. Alangkah lebih baik jika hal itu diyakini, agar hati ini tak lelah untuk mencari kesana-kemari. Tuhan itu Maha Adil. Ia telah menetapkan sosok terbaik yang nantinya akan mendampingi hingga akhir hari. Walaupun tidak hari ini atau esok, sosok itu pasti akan tiba pada waktu yang paling tepat dalam kehidupan yang cuma sekali ini.
Percayalah bahwa kesendirianmu itu pilihan. Yakin dan bersabarlah pada apa yang digariskan Tuhan. Cheers!
By : Silvia Ayudia