Gemintang.com – Ada sebuah cerita yang saya dapatkan disaat akhir pekan. Setelah saya lama memikirkan, ternyata ini jawabannya. Manusia lahir tidak langsung berjalan, apalagi berlari. Semua butuh waktu, semua butuh proses dan semua butuh kekuatan untuk bisa melewatinya dengan baik. Satu tahun, dua tahun, tiga tahun, semua berjalan sampai dengan kita berada di posisi seperti saat ini. Dulu kita pernah jatuh, namun seseorang berkata, “tidak apa-apa, ini hanya perlu sedikit obat dan kamu akan segera sembuh”, dialah seorang Ibu. Dan terdengar lagi, “lain kali kamu harus lebih berhati-hati dan jangan sampai terjatuh lagi”, dialah seorang Ayah. Ibu yang menenangkan dan Ayah yang menguatkan, rasanya cukup bila harta tak punya tapi selalu ada mereka disamping kita.
Suatu hari saya melihat kepompong yang hinggap di sebuah taman. Saya berpikir, ini menjijikkan. Saya sangat benci ulat dengan bulu-bulunya yang membuat merinding sekujur tubuh. Tak sadar saya telah menggaruk badan sampai dengan kemerahan. Padahal, ulat itu tidak benar-benar hinggap ditubuh saya. Dan ini kepompong, bukan lagi seekor ulat. Ketika saya memutuskan untuk pergi, langkah pun seakan terhenti. Kepompong itu bergerak, dan pasti ada sesuatu didalamnya. Semua tahu, ketika ulat berubah menjadi kepompong, maka ia akan menjadi kupu-kupu setelahnya. Dan benar, perlahan sayap itu keluar namun tidak menunjukkan pergerakan yang berarti. Sayapnya bahkan tidak lebih dari 1 cm. Lama saya menunggu, sayap itu tidak juga bertambah panjangnya. Saya pikir kepompong ini mungkin akan menetas lebih lama lagi, lalu haruskah saya menunggu ?
Namun kembali, kupu-kupu itu mulai menunjukkan pergerakannya. Tapi sayang, ini tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan. Kenapa berjalan lambat sekali ! Saya ingin segera melihat kupu-kupu itu ! Saya pikir saya memang egois, karena dari apa yang saya inginkan sungguh tidak memikirkan kesulitan yang dialami olehnya. Kupu-kupu itu, bagi saya lamban. Tapi baginya, ini tidak hanya memerlukan pengorbanan namun juga usaha yang sangat besar untuk bisa mengeluarkan tubuhnya dari lubang kepompong. Dengan sekuat tenaga, kupu-kupu itu terus saja memaksa tubuhnya untuk membuat kemajuan. Dan kembali, saya tidak melihat pergerakan apapun darinya. Yang saya takutkan, kupu-kupu frustasi dan mati didalam sana. Tanpa berpikir panjang, saya memutuskan untuk memotong beberapa bagian kepompong yang sempat membuat saya geli. Sampai akhirnya saya pun tersenyum setelah kupu-kupu itu melakukan pergerakan yang lebih cepat dari sebelumnya. Wah .. akhirnya ! Tapi saya pikir badannya sedikit bengkak, apakah dia akan baik-baik saja ? Dan ya, dia baik-baik saja setelah saya berhasil membuatnya terbang. Wah .. sayapnya berwarna biru keputih-putihan dan ada garis hitam di setiap ujungnya. Benar-benar indah luar biasa.
Saya berharap agar tubuhnya yang kecil tidak mempengaruhi tingkat kerja kerasnya kelak. Kupu-kupu itu masih harus melanjutkan hidupnya walau ia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Saat kesulitan itu datang, saya berharap agar ia ingat akan hari ini, bahwa hidup tidak begitu sulit asalkan kita mau berusaha. Karena kekuatan, maka kita akan bisa melalui segala hal. Dan karena kekuatan, maka kita akan berhasil dalam kehidupan.
Perjuangan bukanlah hal yang bisa dilakukan dengan tanpa adanya kekuatan. Saat ada kekuatan, barulah kita bisa berjuang. Dan saat ada kekuatan, barulah kita tahu apa yang seharusnya kita lakukan. Jika Allah mengijinkan kita untuk menjalani hidup tanpa hambatan, itu hanya akan melumpuhkan kita. Ketakutan apapun yang kita rasakan, Allah akan selalu memberikan keberanian. Dan saat kita merasa tidak berdaya, Allah akan selalu memberikan kekuatannya. Dan karena itulah mengapa hidup harus terus dijalani.
0 komentar:
Posting Komentar