Selasa, 31 Desember 2013

Perubahan dalam diri seorang pemain


Ada seorang anak muda yang kerap ditempatkan di bangku cadangan oleh pelatihnya setiap kali tim sepak bola itu berlatih. Sementara ia berlatih, ayahnya duduk di bangku penonton.
Sudah empat hari anak muda tersebut tidak muncul untuk pertandingan semifinal. Tiba-tiba dia muncul untuk final, mendatangi pelatih dan berkata, “Pelatih, Anda selalu menempatkan saya dibangku cadangan dan tidak pernah membiarkan saya bermain di final. Tapi hari ini, tolong biarkan saya bermain.”

Pelatih itu berkata, “Nak, saya minta maaf, saya tidak bisa mengambulkan permintaan Anda. Ada banyak pemain yang bermain lebih baik dari Anda dan selain, ini adalah final, reputasi sekolah dipertaruhkan disini dan saya tidak bisa mengambil tindakan yang gegabah.” Anak itu memohon,”Pak, saya berjanji tidak akan mengecewakan Anda. Saya mohon, biarkan saya bermain.”.

Pelatih belum pernah melihat anak itu bertindak seperti ini sebelumnya. Dia berkata, “Oke, anak muda, pergilah bermain. Tapi ingat, saya telah mempertaruhkan reputasi saya dan nama baik sekolah dengan mengambil keputusan ini. Jangan biarkan diri Anda gagal.”.

Pertandingan dimulai dan anak itu bermain dengan gemilang dan penuh semangat. Tak perlu dikatakan, hari ini ia adalah pemain terbaik dan bintang dalam permainan. Timnya telah menang secara spektakuler. Ketika permainan selesai, pelatih pergi menemuinya dan berkata, “Nak, bagaimana saya bisa begitu keliru dalam hidup saya, saya belum pernah melihat Anda bermain seperti ini sebelumnya. Apa yang terjadi? Bagaimana Anda bermain begitu baik?”Anak itu menjawab, “Pak, ayahku menonton hari ini.” Pelatih itu berbalik dan memandang tempat di mana ayah anak itu biasa duduk. Tidak ada orang di sana. Dia berkata, “Nak, ayahmu biasa duduk di sana ketika Anda datang untuk latihan, tapi saya tidak melihat ada orang di sana hari ini.” Anak itu menjawab, “Pak, ada sesuatu yang aku tidak pernah bilang. Ayahku buta. Tapi empat hari lalu, dia meninggal. Hari ini adalah hari pertama dia mengawasiku dari atas.”

0 komentar:

Posting Komentar