DREAMERSRADIO.COM
- Senyawa asam dan basa bukan saja terjadi di alam semesta, ternyata
asam dan basa juga berlaku di dalam tubuh dari makanan yang kita asup
setiap hari. Asam disini bukan dikategorikan dari rasanya tetapi makanan
bersifat asam yang ternyata dapat mempengaruhi pembuluh darah.
Sifat asam dan basa juga tak dipengarhi oleh warna maupun bentuk. Tetapi sifat asam dan basi ini dapat dideteksi melalui kandungan berbagai bahan pembentuk makanan. Sedangkan, sayuran, buah-buahan seperti jeruk nipis, stroberi, kiwi, nanas, bayam, kangkung, wortel, tahu, tempe merupakan makanan bersifat basa.
Sementara karbohidrat atau hidrat arang yang biasa terdapat pada makanan pokok menjadi makanan pembentuk asam dalam tubuh. Misalnya nasi kentang, jagung, sagu, ubi, mie, daging sapi, daging unggas, daging kambing, ikan, dan susu.
“Tidak perlu repot dihafalkan, yang penting hampir semua sayuran dan buah yang tinggi kandungan airnya itu adalah makanan pembentuk basa dan semua makanan yang tinggi protein termasuk dalam makanan pembentuk asam,” ungkap Andang Widhawari Gunawan, ahli terapi nutrisi.
"Iya, jadi dari teori kedokteran darah kita itu bekerja dengan normal kalau pH-nya di titik 7,4-7,6, lebih spesifik lagi di titik 7,369. Baru darah kita itu bisa bekerja dengan normal, kekentalannya bagus. Jadi kalau dia kekentalannya normal berarti oksigen normal, soalnya kalau aliran darah lancar kan berarti aliran oksigen juga lancar,” terangnya.
Dilansir dari Detikhealth, menurut wanita lulusan Queensland Institute of Natural Science Australia ini, dalam kondisi sehat pembuluh darah dindingnya tipis dan bersih, aliran oksigen dan sari makanan juga lancar. Terlalu banyak konsumsi makanan yang tak diperlukan tubuh atau bakteri akan membuat darah kita jadi asam.
Kemudian tubuh akan memproduksi jenis protein yang bisa membuat pembuluh darah bisa menyempit dan aliran darah akan semakin cepat. Meski hal itu terjadi dalam proses waktu yang lama. Salah satu gejala pembuluh darah menyempit jika kita mulai merasakan pegal-pegal.
Sifat asam dan basa juga tak dipengarhi oleh warna maupun bentuk. Tetapi sifat asam dan basi ini dapat dideteksi melalui kandungan berbagai bahan pembentuk makanan. Sedangkan, sayuran, buah-buahan seperti jeruk nipis, stroberi, kiwi, nanas, bayam, kangkung, wortel, tahu, tempe merupakan makanan bersifat basa.
Sementara karbohidrat atau hidrat arang yang biasa terdapat pada makanan pokok menjadi makanan pembentuk asam dalam tubuh. Misalnya nasi kentang, jagung, sagu, ubi, mie, daging sapi, daging unggas, daging kambing, ikan, dan susu.
“Tidak perlu repot dihafalkan, yang penting hampir semua sayuran dan buah yang tinggi kandungan airnya itu adalah makanan pembentuk basa dan semua makanan yang tinggi protein termasuk dalam makanan pembentuk asam,” ungkap Andang Widhawari Gunawan, ahli terapi nutrisi.
"Iya, jadi dari teori kedokteran darah kita itu bekerja dengan normal kalau pH-nya di titik 7,4-7,6, lebih spesifik lagi di titik 7,369. Baru darah kita itu bisa bekerja dengan normal, kekentalannya bagus. Jadi kalau dia kekentalannya normal berarti oksigen normal, soalnya kalau aliran darah lancar kan berarti aliran oksigen juga lancar,” terangnya.
Dilansir dari Detikhealth, menurut wanita lulusan Queensland Institute of Natural Science Australia ini, dalam kondisi sehat pembuluh darah dindingnya tipis dan bersih, aliran oksigen dan sari makanan juga lancar. Terlalu banyak konsumsi makanan yang tak diperlukan tubuh atau bakteri akan membuat darah kita jadi asam.
Kemudian tubuh akan memproduksi jenis protein yang bisa membuat pembuluh darah bisa menyempit dan aliran darah akan semakin cepat. Meski hal itu terjadi dalam proses waktu yang lama. Salah satu gejala pembuluh darah menyempit jika kita mulai merasakan pegal-pegal.
0 komentar:
Posting Komentar