Kecuali Anda meninggal secara alami saat Anda tidur, kebanyakan
kematian lainnya pasti disertai rasa sakit. Apalagi jika seseorang
melakukan bunuh diri dengan berbagai cara yang sudah terkenal. Jadi
apakah mati tanpa rasa sakit benar-benar ada?
Perlu diketahui bahwa artikel ini hanya bersifat sebagai penambah pengetahuan dan bukan untuk diterapkan atau dicoba secara nyata. Jika Anda memiliki masalah terkait percobaan bunuh diri, hubungi pihak profesional secepatnya.
Ditembak di Kepala
Di film-film kita sering menyaksikan bahwa ditembak di kepala akan
langsung berujung ke kematian yang sangat cepat. Namun yang tidak
ditunjukkan di film tersebut adalah ada kemungkinan yang cukup tinggi
agar seseorang dapat selamat dari ditembak di kepala, dengan persentasi
sebesar 5% dari percobaan tersebut.
Ini karena tembakan di kepala yang tidak melukai otak tidak akan berakhir dengan kematian, kecuali karena kehilangan darah. Kalaupun tembakan tersebut benar-benar mengenai otak, otak kita ini terbagi menjadi beberapa bagian yang memperbolehkan aktivitas sehari-hari untuk dilakukan. Jadi, ditembak di kepala belum dapat dipastikan berakhir dengan kematian cepat dan tidak sakit.
Mereka yang selamat dari percobaan pembunuhan atau bunuh diri karena tembakan di kepala malah akan merasakan rasa sakit dan kehilangan yang luar biasa. Seperti kehilangan penglihatan, penyakit kronis, kehilangan kemampuan motorok, luka saraf, degradasi mental, rusaknya ingatan, stroke, kehilangan kemampuan berbicara, atau koma.
Meninggal karena Gantung Diri
Gantung diri yang dilakukan secara tepat dan melalui perhitungan
mendalam memang biasanya cepat dan tidak menyakitkan. Ini adalah metode
yang sudah harus melalui perhitungan mendalam dengan melihat jarak jatuh
yang harus langsung mematahkan leher korban, tidak hanya itu saja,
jenis kelamin, tinggi, berat, dan perawakan seseorang juga harus
diperhitungkan di dalamnya.
Sayangnya, situasi di atas hanya dapat dilakukan oleh seorang profesional. Jika ada kesalahan perhitungan atau dilakukan oleh seorang amatir, penyebab kematian biasanya adalah karena kekurangan oksigen atau tercekik. Biasanya ini akan berjalan selama beberapa menit dan benar-benar sangat menyakitkan serta menyiksa. Jika kejadian ini terjadi, gantung diri malah dapat menjadi salah satu penyebab kematian paling menyakitkan.
Melompat dari Gedung Tinggi
Di negara mdoern, tidaklah jarang kita melihat berita dimana seseorang
melakukan bunuh diri dengan melompat dari balkon atau atap gedung
tinggi. Secara teori, melompat dari gedung tinggi seharusnya memastikan
kematian instan. Memang kalaupun seseorang selamat dari kejadian ini, ia
akan pingsan dan tidak sadarkan diri untuk merasakan rasa sakit yang
seharusnya.
Tapi kenyataannya walaupun jika seseorang tidak merasakan sakit fisikal jika ia langsung menubruk tanah dengan kepala terlebih dahulu, ternyata dampak psikologi yang dirasakan sangatlah besar. Ini berdasarkan pada dokumentari di tahun 2006, "The Bridge". Seorang pria bernama Eric Steel meneliti tingginya tingkat bunuh diri di The Golden Gate Bridge.
Jembatan Golden Gate sendiri terletak 245 kaki di atas air, dan membutuhkan waktu 4 detik sebelum seseorang yang melompat dari jembatan itu bertubrukan dengan kecepatan 75 mil per jam. Akan tetapi ada 2% orang yang selamat dari kejadian itu dan mereka semua mengatakan bahwa mereka menyesal atas tindakan yang mereka ambil. Mereka menemukan bahwa seiring berjalannya waktu saat mereka terjun, mereka sadar bahwa semua kesalahan yang mereka lakukan dapat diperbaiki.
Overdosis Obat Tidur
Metode lain yang biasanya ditemukan adalah kematian yang tidak
menyakitkan adalah overdosis obat tidur. Ini karena seharusnya mereka
meninggal saat mereka tidur lelap oleh banyaknya obat tidur yang mereka
telan.
Tidak semudah itu, tergantung atas jenis obat yang ditelan, overdosis akan menyebabkan rasa sakit dan trauma seiring terjadinya gagal jantung, sebelum efek sedatif dari obat itu mulau bekerja. Tubuh manusia akan berusaha mendapatkan oksigen sebanyak mungkin sebelum akhirnya otak lumpuh dan tertidur selamanya.
Ditambah lagi, tubuh manusia didesain untuk melawan racun yang ada dengan memuntahkannya. Jika orang itu benar-benar muntah, ada kemungkinan tinggi bahwa racun berhasil dihindari dan kematian instan tidak akan terjadi. Akan tetapi hati dan ginjal orang itu akan berada dalam kesakitan yang luar biasa yang berakhir ke kematian karena gagal hati atau ginjal.
Mengurung Diri Dalam Mobil Yang Menyala Dan Ruang Tertutup
Berita mengenai orang-orang yang meninggal karena tertidur di dalam
mobil menyala bukanlah berita bohong. Semua mobil dapat mengandung
karbon monoksida yang berbahaya. Jika mobil berada dalam area terbuka
dan memiliki ventilasi yang baik, maka hal itu tidak akan berbahaya.
Namun jika itu dilakukan di ruang tertutup seperti garasi maka mobil itu
akan berubah menjadi ruangan gas mematikan.
Karbon monoksida dapat membuat seseorang merasa ngantuk dan ada kemungkinan orang tersebut akan tertidur sebelum karbon monoksida membuatnya kekurangan oksigen. Akan tetapi ada kemungkinan tinggi bahwa hal ini tidak terjadi, dan malah menyebabkan kelumpuhan atau kerusakan otak. Dalam jangka pendek, karbon monoksida malah dapat menyebabkan sakit kepala, mual, kesulitan bernapas, pusing dan kehilangan kesadaran.
Euthanasia
Berdasarkan riset dan berbagai kasus yang sudah dilakukan, selain mati
selagi seseorang tertidur, cara lain yang dipastikan tidak menyebabkan
rasa sakit dan terjadi secara instan adalah euthanasia. Euthanasia
sendiri adalah kematian yang dilakukan dengan suntikan mati.
Namun hal ini kemungkinan besar sangatlah tidak mungkin untuk dilakukan dengan prosedur yang seharusnya. Ini karena suntikan mati atau euthanasia merupakan hal yang ilegal dan hanya dapat dilakukan di beberapa negara tertentu, untuk harganya juga kemungkinan besar relatif mahal.
--
Jadi kesimpulannya meninggal secara instan dan tidak menyakitkan memang ada yakni meninggal alami saat tidur atau euthanasia alias suntik mati. Namun daripada khawatir akan sakit saat meninggal, lebih baik kita fokus pada apa yang kita punya hingga saatnya "nomor antrian" kita dipanggil.
Perlu diketahui bahwa artikel ini hanya bersifat sebagai penambah pengetahuan dan bukan untuk diterapkan atau dicoba secara nyata. Jika Anda memiliki masalah terkait percobaan bunuh diri, hubungi pihak profesional secepatnya.
Ditembak di Kepala
Ini karena tembakan di kepala yang tidak melukai otak tidak akan berakhir dengan kematian, kecuali karena kehilangan darah. Kalaupun tembakan tersebut benar-benar mengenai otak, otak kita ini terbagi menjadi beberapa bagian yang memperbolehkan aktivitas sehari-hari untuk dilakukan. Jadi, ditembak di kepala belum dapat dipastikan berakhir dengan kematian cepat dan tidak sakit.
Mereka yang selamat dari percobaan pembunuhan atau bunuh diri karena tembakan di kepala malah akan merasakan rasa sakit dan kehilangan yang luar biasa. Seperti kehilangan penglihatan, penyakit kronis, kehilangan kemampuan motorok, luka saraf, degradasi mental, rusaknya ingatan, stroke, kehilangan kemampuan berbicara, atau koma.
Meninggal karena Gantung Diri
Sayangnya, situasi di atas hanya dapat dilakukan oleh seorang profesional. Jika ada kesalahan perhitungan atau dilakukan oleh seorang amatir, penyebab kematian biasanya adalah karena kekurangan oksigen atau tercekik. Biasanya ini akan berjalan selama beberapa menit dan benar-benar sangat menyakitkan serta menyiksa. Jika kejadian ini terjadi, gantung diri malah dapat menjadi salah satu penyebab kematian paling menyakitkan.
Melompat dari Gedung Tinggi
Tapi kenyataannya walaupun jika seseorang tidak merasakan sakit fisikal jika ia langsung menubruk tanah dengan kepala terlebih dahulu, ternyata dampak psikologi yang dirasakan sangatlah besar. Ini berdasarkan pada dokumentari di tahun 2006, "The Bridge". Seorang pria bernama Eric Steel meneliti tingginya tingkat bunuh diri di The Golden Gate Bridge.
Jembatan Golden Gate sendiri terletak 245 kaki di atas air, dan membutuhkan waktu 4 detik sebelum seseorang yang melompat dari jembatan itu bertubrukan dengan kecepatan 75 mil per jam. Akan tetapi ada 2% orang yang selamat dari kejadian itu dan mereka semua mengatakan bahwa mereka menyesal atas tindakan yang mereka ambil. Mereka menemukan bahwa seiring berjalannya waktu saat mereka terjun, mereka sadar bahwa semua kesalahan yang mereka lakukan dapat diperbaiki.
Overdosis Obat Tidur
Tidak semudah itu, tergantung atas jenis obat yang ditelan, overdosis akan menyebabkan rasa sakit dan trauma seiring terjadinya gagal jantung, sebelum efek sedatif dari obat itu mulau bekerja. Tubuh manusia akan berusaha mendapatkan oksigen sebanyak mungkin sebelum akhirnya otak lumpuh dan tertidur selamanya.
Ditambah lagi, tubuh manusia didesain untuk melawan racun yang ada dengan memuntahkannya. Jika orang itu benar-benar muntah, ada kemungkinan tinggi bahwa racun berhasil dihindari dan kematian instan tidak akan terjadi. Akan tetapi hati dan ginjal orang itu akan berada dalam kesakitan yang luar biasa yang berakhir ke kematian karena gagal hati atau ginjal.
Mengurung Diri Dalam Mobil Yang Menyala Dan Ruang Tertutup
Karbon monoksida dapat membuat seseorang merasa ngantuk dan ada kemungkinan orang tersebut akan tertidur sebelum karbon monoksida membuatnya kekurangan oksigen. Akan tetapi ada kemungkinan tinggi bahwa hal ini tidak terjadi, dan malah menyebabkan kelumpuhan atau kerusakan otak. Dalam jangka pendek, karbon monoksida malah dapat menyebabkan sakit kepala, mual, kesulitan bernapas, pusing dan kehilangan kesadaran.
Euthanasia
Namun hal ini kemungkinan besar sangatlah tidak mungkin untuk dilakukan dengan prosedur yang seharusnya. Ini karena suntikan mati atau euthanasia merupakan hal yang ilegal dan hanya dapat dilakukan di beberapa negara tertentu, untuk harganya juga kemungkinan besar relatif mahal.
--
Jadi kesimpulannya meninggal secara instan dan tidak menyakitkan memang ada yakni meninggal alami saat tidur atau euthanasia alias suntik mati. Namun daripada khawatir akan sakit saat meninggal, lebih baik kita fokus pada apa yang kita punya hingga saatnya "nomor antrian" kita dipanggil.