Asal Mula 8 Jam Kerja
Jawabannya ada di abad ke-18, saat banyak perusahaan berusaha mengoptimalkan hasil kinerja pabrik mereka. Kunci untuk mengoptimalkan hasil kinerja pabrik itu tentunya adalah membiarkan mereka berjalan tiada henti atau 24/7 (24 jam selama 7 hari). Lalu untuk memelihara kinerja dari pabrik itu sendiri, para pekerja harus bekerja lebih lama yaitu sekitar 10-16 jam per hari dan hal itu justru dianggap normal.
Henry Ford dan Ford Motor-nya Sebagai Pelopor Dunia Industri
Di 1914, lama setelah dimulainya kampanye oleh Robert Owen, perusahaan Ford Motor tepatnya Henry Ford membuat sebuah kebijakan yang berbeda dari para pesaingnya. Ia memotong jam kerja dari yang tadinya 9 jam menjadi 8 jam kerja dalam 5 hari kerja, serta ia juga membayar gaji para pekerja dua kali lipat sebagai proses kebijakan tersebut.
Hal ini menjadi kejutan bagi dunia industri, namun Ford Motor dapat membuktikan bahwa hal itu ternyata sangatlah efektif. Hanya dalam 2 tahun, keuntungan mereka meningkat 2 kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal itu mebuat perusahaan-perusahaan ternama lainnya juga mengimplementasikan 8 jam kerja ini.
Mengapa Anda Harus Memikirkan Kembali 8 Jam Kerja Ini
Ia menjelaskan bahwa manusia itu berbeda dari robot, jika robot dapat beraktivitas secara linear dan konstan maka manusia berbeda. Mereka beraktivitas dalam sebuah kondisi yang berbeda-beda setiap harinya, namun pada umumnya pikiran manusia dapat berfokus ke sebuah pekerjaan selama 90-120 menit. Sesudahnya, maka 20-30 menit istirahat dibutuhkan untuk mencapai kinerja tertinggi berikutnya.
Jadi daripada berpikir apa yang dapat kita capai dalam 8 jam kerja setiap hari, maka lebih baik berpikir apa yang dapat kita capai dalam 90 menit kerja dan membagi pekerjaan kita menjadi beberapa aktivitas yang terdiri dari 90 menit lamanya.
Dunia Kerja Sekarang Ini
Berbeda dari zaman dulu saat Robert Owen mengusulkan hal ini, waktu seseorang dari rumah ke tempat kerjanya sudah berbeda sekali sekarang ini. Berbagai macam riset menunjukka bahwa pekerja yang menggunakan waktu lebih sedikit untuk mencapai tempat kerjanya terbukti lebih bahagia dan produktif. Inipun dapat menjadi pertimbangan bahwa seseorang bisa saja sebenarnya bekerja lebih dari 8 jam, jika ia membutuhkan waktu 1 jam untuk ke tempat kerjanya maka untuk pulang pergi ke tempat kerja ia sudah menghabiskan total waktu 10 jam untuk bekerja.
Inilah sebabnya mengapa ada beberapa perusahaan yang mengajukan waktu kerja hanya 4 hari kerja, namun dengan lama 10 jam. Tentu perubahan jam kerja tidaklah terbatas kepada satu contoh ini saja, ada banyak sekali hal yang harus dipertimbangkan sebelum sebuah perusahaan dapat merubah jam kerjanya, seperti kesibukan pekerja, lamanya pekerja di jalan, dan yang terpenting adalah memanfaatkan 90 menit kerja seperti yan dikatakan Tony Schwartz.
0 komentar:
Posting Komentar