Rabu, 09 April 2014

Jangan Menilai Buku dari Sampulnya

Foto by lifepointsa.com

Gemintang.com – Dari mata turun ke hati. Ungkapan seperti itu sudah tidak asing lagi bukan?. Artinya, kamu menyukai sesuatu ketika pertama kali melihatnya. Jika itu sebuah benda, maka yang akan kamu lihat pertama kali adalah bentuknya, warnanya, bahannya, baru fungsinya, benar?
Suatu hari, saya mampir kesebuah toko buku dekat rumah. Karena saya pikir dekat, saya pun tidak memakai helm. Dan yang saya tahu,setelah lewat jam lima sore, jalan yang akan saya lewati pastilah macet. Saya pun berpikir untuk memutar arah, mencari jalan tikus alias gang. Dan ternyata, gang tersebut sedang dalam perbaikan, dan diberi pembatas dengan tulisan “Maaf perjalanan anda terganggu, sedang ada perbaikan jalan”. Dan di depan tulisan tersebut terdapat kotak amal. Saya pun menyumbang sekedarnya.

Akhirnya, dengan terpaksa saya pun melewati jalan semula yang pastinya akan macet itu. Dan benar, kemacetan lumayan panjang karena banyaknya kendaraan juga lampu merah yang sedikit lama. Tepat dibawah lampu merah, yang terus menghitung mundur selama 90 detik, seorang anak menghampiri saya dan meminta sedekah. Saya ingat, uang kecil yang saya bawa, sudah saya berikan untuk perbaikan jalan. Akhirnya saya mengeluarkan uang yang nominalnya lebih besar. Tidak berkata apapun,anak kecil itu pergi. Dan tidak lama berselang, beberapa pengemis lainnya menghampiri saya. Sejenak saya berpikir, mungkinkah anak kecil tadi memberi tahu teman-temannya kalau dia sudah diberi uang oleh saya?. Tapi, ada satu hal yang menarik bagi saya. Seorang anak perempuan masih mengenakan seragam sekolah, tidak bersandal, dan membawa pensil yang ia simpan di saku dadanya.

Sepulangnya dari toko buku, seorang polisi lalu lintas menghampiri saya. Tidak seperti yang saya duga sebelumnya. Saya pikir akan baik-baik saja karena ini sore hari, dan tidak biasanya jalanan ini dijaga polisi. Saya tahu kesalahan saya karena tidak memakai helm. Dan menurut yang saya dengar, ketika kita kedapatan melakukan pelanggaran lalu lintas oleh polisi, lebih baik minta damai di tempat saja. Saya pun melakukannya. Dan si polisi dengan tegas berkata :
“Mungkin polisi yang lain seperti itu, tapi saya tidak. Kamu jelas melanggar, ya saya beri surat tilang”.

Dalam hal ini, saya berniat baik kepada seorang anak karena saya iba melihatnya. Namun, jika ditelaah lebih dalam, bagaimana bisa orang tua membiarkan anak-anaknya mencari uang dengan cara yang buruk seperti itu. Anak-anak seharusnya dapat menikmati masa kecil mereka dengan baik.  Pemandangan seperti ini sangatlah berbeda dari kebanyakan. Oleh karenanya, bacalah buku itu dengan baik. Jika kamu hanya melihat sampulnya saja, maka hanya kebaikan yang akan kamu temukan.

Ketika kamu hidup, jangan hidup berdasarkan perkataan orang lain. Hiduplah menurut kata hatimu. Juga, apa yang kita dengar, belum tentu sama dengan kenyataannya. Jika saya mendengar mereka berkata apa tentang seseorang, sebenarnya tidak semuanya seperti itu. Oleh karenanya, jika kamu hanya melihat sampulnya saja tanpa membaca buku itu dengan baik, kamu tidak akan tahu nilai yang terkandung didalamnya.

0 komentar:

Posting Komentar