Gemintang.com – Sahabat… Ketika mendengar
kata cobaan, mungkin pernah diantara kita merasa takut. Kita menutup
mata, hati dan telinga. Padahal, dalam hidup cobaan tentu ada. Tidak
kenal seberapa lemah atau kuat seseorang, cobaan akan selalu menanti
dalam setiap detik kehidupannya.
Saat kamu membaca tulisan ini, mungkin
kamu sedang dilanda galau hati. Menghadapi masalah yang tak kunjung
reda, dan masih mencari solusi yang dirasa tepat untuk mengatasinya.
Namun disini kita akan kembali merenungi untuk bisa mengerti, mengapa
cobaan tak hentinya datang bertubi-tubi.
Kamu mungkin pernah mendengar istilah
titik terendah. Dalam hal kehidupan manusia, sakit berat, dikhianati,
teraniaya dan rugi, semua itu adalah bagian dari bentuk titik terendah.
Tapi manusia seringkali marah, mengeluh dan kesal bila hal tersebut
menimpanya. Padahal ketika cobaan semakin besar dirasakan, saat itulah
seharusnya Ia memohon ampun, perbaiki diri, dan tetap bersyukur, karena
pada hakikatnya, fenomena-fenomena menakjubkan banyak berada pada titik
terendah. Bukankah doa seorang yang teraniyaya akan diijabah?
Sebagian dari kita mungkin pernah
mengalami hal yang sangat menakjubkan dan kita mengatakannya sebagai
keajaiban. Contohnya, kamu mengalami kerugian berjuta-juta, tapi
tahu-tahu kamu untung dalam sehari. Atau, kamu mengalami kecelakaan
maut, tapi tahu-tahu selamat dan terhindar dari bahaya kematian.
Terkadang hanya hal-hal dramatis saja yang sering kita sebut sebagai
keajaiban, padahal tiap detik sesungguhnya Tuhan selalu berada di
samping kita.
“Ketika kamu tidak pernah sakit, tidak
pernah mengalami kecelakaan maut dan tidak pernah rugi ratusan juta,
bukankah selayaknya kamu bersyukur karena memiliki keajaiban setiap
detiknya?”
Tuhan tidak memberikan cobaan kepada
manusia untuk membuatnya terlihat malang ataupun menderita ditengah
canda tawa orang-orang disekelilingnya. Tuhan juga tidak memberikan
keselamatan untuk membuat makhlukNya terlihat sombong. Semua yang ada,
adalah peristiwa yang bukan tanpa hikmah.
Dalam sebuah kompetisi lari, setiap
peserta berlomba-lomba untuk bisa mencapai garis akhir. Ada yang
memulainya dengan berlari pelan, dan ada pula yang langsung berlari
kencang. Namun di tengah perlombaan, seorang yang berlari kencang
terlihat menghentikan langkahnya karena kelelahan, bahkan ia cedera
karena terlalu memaksakan. Cerita ini memberi hikmah kepada kita untuk
tidak tergesa-gesa dalam mengambil satu tindakan. Mungkin cepat pada
awalnya, tapi hasil yang dicapai belum tentu akan memuaskan. Itulah
mengapa berjalan atau berlari, tapi jangan berhenti. Berjalan saat kamu
tak lagi mampu berlari, asal jangan berhenti. Langkah yang terhenti akan
membuat kamu sulit untuk bisa kembali melangkahkannya lagi.
Suatu saat kamu akan tahu mengapa air
jernih bisa menjadi keruh serta menyimpan banyak penyakit jika kamu
membiarkannya diam tak mengalir. Suatu saat kamu pun akan tahu mengapa
hidup harus dijalani dengan tertawa dan menangis. Dan suatu saat juga
kamu akan tahu mengapa Tuhan memberikan sesuatu yang membuatmu kecewa
hingga tak berhenti mengeluh karenanya. Tatkala jiwa tenang dan akal
mulai berpikir, kamu akan mengerti bahwa Tuhan hanya ingin membuatmu
menjadi hamba yang kuat. Jangan menyerah bahkan hanya untuk satu detik
dalam kehidupan kamu. Saat kamu lelah, maka berjalanlah, jangan pernah
berhenti.
0 komentar:
Posting Komentar