Rabu, 09 April 2014

Lakukanlah Selagi Anda Bisa


Foto by thecopycatcook.files.wordpress.com

Gemintang.com – Siapa yang dapat menjamin bahwa anda akan hidup untuk 100 tahun lagi? Kisah ini untuk mengingatkan bahwa sesuatu yang anda miliki, tidak akan selamanya menjadi milik anda. Orang yang anda sayangi, tidak selamanya akan berada di sisi anda. Namun yang menyedihkan adalah, seseorang meninggalkan anda ketika anda belum sempat memberikan suatu hal apapun untuknya.
Adalah Kris seorang anak yang kedua orang tuanya bercerai sebelum ia dilahirkan. Tumbuh dewasa dengan seorang nenek, yang merupakan ibu dari ayahnya. Sebutlah bahwa ayahnya bukanlah seorang yang baik. Dia meninggalkan keluarga serta istri yang tengah mengandung saat itu hanya karena rayuan wanita lain. Sedangkan Ibunya, adalah seorang Tenaga Kerja Wanita di luar negeri tidak lama setelah Kris dilahirkan, namun belum kembali sampai saat ini.

Menyadari latar belakang keluarga yang tidak seperti keluarga lainnya, kerap membuat Kris minder dan cenderung menyendiri diantara teman-temannya. Kris memang berprestasi, tapi tidak dalam bergaul. Begitupun hubungan yang terjalin antara dirinya dan sang nenek. Menyadari betapa kejamnya sang Ayah, membuat kebencian Kris bertambah terhadap keluarganya, terutama sang nenek yang tiada lain adalah ibu dari ayahnya. Terkadang sang ibu mengirimkan sebuah surat agar Kris hidup dengan baik, juga menyayangi neneknya itu. Namun tidak pernah satu surat pun yang dibalasnya. Bahkan terhitung dengan jari, berapa banyak surat yang ia telah baca. Selebihnya, neneknya lah yang membaca lalu menyimpannya.

Menyiapkan keperluan sekolah, makan pagi, siang dan malam, seharusnya Kris menyadari kasih sayang yang telah diberikan neneknya itu. Tapi Kris hanya mengabaikannya, seolah-olah makanan itu adalah racun baginya. Kris lebih suka membeli makanan instan diluar, atau lebih baik tidak makan sama sekali.
Suatu hari, seperti biasa, Kris pulang kerumahnya tanpa mengucapkan salam dan langsung merebahkan badannya di sebuah sofa di kamarnya. Tidak begitu lama, sang nenek menghampiri dan berkata “Kris, tolonglah bacakan surat ini untuk nenek. Surat ini diberikan oleh ibumu beberapa waktu lalu. Nenek belum sempat membacanya karena melihat kamu sibuk belakangan ini. Dan mungkin hari ini pun begitu. Tapi tolong sempatkanlah membacakannya untuk nenek kali ini saja.” Kris bergumam dalam hatinya “Memang yang biasa membacakan surat itu siapa? Bukannya biasa baca sendiri?.” “Maaf nek, Kris memang sibuk hari ini. Simpan saja dulu, mungkin besok atau lusa Kris baru akan sempat membacakannya untuk nenek” ucapnya.

Kris pun berlalu dan sang nenek hanya bisa termenung memandangi surat yang masih dipegangnya itu. Satu bulan berlalu dan Kris mengingkari janjinya. Tiba suatu hari, dimana Kris yang baru saja pulang dari sekolahnya, mendapati sang nenek pingsan di depan pintu kamarnya. Betapa terkejutnya ia saat itu. Dan dengan segera, Kris membawa sang nenek ke Rumah Sakit terdekat. Namun Tuhan berkehendak lain. Sebelum tiba di Rumah Sakit, nenek Kris pun meninggal. Pihak Rumah Sakit menjelaskan bahwa neneknya menderita kanker stadium akhir.

Kris bertanya-tanya, untuk apa nenek menghampiri kamarnya saat itu sampai akhirnya terjatuh tepat didepan pintu kamarnya. Dan didapatilah sebuah surat yang sempat diletakkan sang nenek diatas meja belajar Kris sebelum ia terjatuh. Dan mengingatkan Kris pada kejadian bulan lalu. Yang ia berjanji akan membacakan surat itu untuk sang nenek. Dibukanya surat itu perlahan, dan betapa kagetnya Kris saat mengetahui bahwa isi dari Surat tersebut  adalah Surat Kuasa Perpindahan Asuransi Kesehatan. Ibu Kris ternyata mengetahui, bahwa sang nenek memang sedang menderita sakit parah dan harus segera menjalani operasi. Kris yang terkejut, tak dapat menahan air matanya dan menangis saat itu juga. Nenek yang selama ini merawatnya, sering kali ia abaikan. Bahkan ketika sang nenek harus menanggung kesakitannya, Kris tidak pernah sekalipun mengetahuinya.

“Kenapa? Apa karena aku membenci ayahku lantas akupun membenci nenekku yang telah membesarkanku? Nenek seharusnya masih hidup jika aku membuka surat ini saat itu. Nenek seharusnya masih memberikan kesempatan padaku untuk mencicipi makanan yang ia buat setiap pagi, siang, dan malam hari. Seharusnya aku pun menyadari, kenapa surat yang biasa dibaca sendiri olehnya tiba-tiba memohon agar aku yang membacakan untuknya.” Kris benar-benar menyesal. Sangat menyesal.

Membenci seseorang tidaklah baik. Terlebih jika mereka adalah keluargamu sendiri. Seburuk-buruknya orang tua, mereka adalah orang tuamu. Maka sayangilah ..

0 komentar:

Posting Komentar