Gemintang.com – Memang manis bila mengingat masa dimana ia pertama kali mengutarakan cintanya.
“Kamu mau ya jadi pacar aku ?” Dan kamu menjawab,
“Maaf, tapi ngga mudah lho buat ngertiin aku”,
“Gak
apa-apa, aku pasti ngerti kok. Aku udah tahu kalau kamu itu keras
kepala, manja, dan gak suka banget kalo disuruh nunggu, iya kan ?”. Dan…
Pacar :
“Sayang, kamu ngapain nimbrung di tumpukan baju diskon ? Aku gak suka!”
Kamu : “Tapi sayang, aku suka sama bajunya”
Pacar : “Kamu keras kepala banget, sih!”,
Kamu : “Ya udah, kalau kamu gak suka kita pulang aja, kamu bisa kan beliin aku baju yang lainnya?”
Pacar : “Engga!”
Kamu sebagai wanita, tentu pernah berkata, “Pria itu tidak pernah
bisa mengerti wanita!” Dan lucunya, para pria pun menjawab sama, “Wanita
itu tidak pernah bisa mengerti pria!”. Tapi sebagai wanita, kamu tentu
ingin menjadi pihak yang dimengerti terlebih dahulu sebelum bisa
mengerti. Namun bagaimana bila ternyata pria tak juga melakukan itu?
Inilah yang harus dilakukan wanita.
- Mengapa dia tidak mengerti?
Mengerti dan menerima, adalah hal yang berbeda. Coba cari tahu apa
yang membuatnya nampak tidak bisa mengerti kamu. Jangan-jangan justru
jadi sebaliknya, kamu lah yang tidak bisa mengerti dia. Contoh, kamu
tahu kalau dia tidak suka saat kamu bersama pria lain walau ia hanyalah
teman lama. Kamu juga tidak salah bila menemuinya hanya untuk bertanya
kabar. Tapi mungkin yang tidak ia mengerti, mengapa kamu tidak pergi
saja bersamanya? Baginya, itu lebih baik karena akan menghindari
kesalahpahaman yang mungkin bisa terjadi.
- Berikan penjelasan secara baik
Kesal rasanya, bila sudah dijelaskan, tapi tak juga bisa mengerti.
Oh, mungkin penjelasan kamu yang belum bisa diterima secara baik
olehnya. Butuh waktu bagi seseorang untuk bisa memahami dan mengerti.
Memberi penjelasan disaat hati sedang panas-panasnya, lebih baik
dihindari. Emosi hanya akan membuat penjelasan yang kamu berikan justru
akan nampak seperti kamu sedang marah-marah. Jadi, berikan jeda bagi
kamu ataupun dia sampai dengan bisa memberikan penjelasan itu dengan
sebaik-baiknya. Terkadang, seseorang tidak ingin dinasihati karena ia
merasa seperti orang bodoh. Tapi jika kamu memberinya sedikit saja
kelembutan, ia akan mengerti bahwa kamu peduli, bukan mengasihani.
Kata siapa orang ketiga itu buruk? Bagi dia yang tidak juga bisa
mengerti kamu, orang ketiga itu justru perlu. Mungkin saat kamu berkata,
“Besok, saya harus ke luar negeri selama satu minggu. Ada pelatihan desainer muda disana, dan aku harap kamu ijinin aku pergi.” Tapi sayang, dia berkata,
“Pelatihan itu gak perlu keluar negeri. Tunggu aja sampai acaranya diselenggarain disini.”
Kesal? Sudah pasti. Tapi orang ketiga mungkin akan sedikit membuatnya
tergerak untuk berkata, “Ya.” Mintalah orangtua ataupun seseorang yang
cukup ia segani untuk turut memberikan pengertian, dengan begitu tidak
ada kata baginya untuk menolak permintaan kamu.
Gengsi? Hmm… Mungkin sedikit, karena tidak semua wanita mudah untuk
menunjukkan rasa cinta. Tapi coba saja barang sekali, kamu yang lebih
dulu menunjukkan rasa itu. Tidak semua pria romantis, dan tidak semua
pria tahu bagaimana cara yang tepat untuk menunjukkan kasih sayangnya.
Tapi karena kamu mendahuluinya, lambat laun ia pun akan belajar untuk
melakukan hal yang bahkan lebih dari apa yang telah kamu lakukan.
Seseorang yang merasa diperhatikan, maka ia pun akan mencoba
memperhatikan. Dan seseorang yang dimengerti, maka ia pun akan mencoba
untuk mengerti. Jangan tunggu buah jatuh dari pohonnya bila kamu sendiri
pun ternyata bisa memetiknya.
0 komentar:
Posting Komentar