Gemintang.com – Menjalin suatu hubungan yang seringkali harmonis namun tak jarang pula bertengkar, siapa sih yang tidak lelah? Setiap ada pertengkaran, kata “putus” bagaikan senjata untuk mengakhiri hubungan saat itu juga. Tapi tak lama setelah putus cinta, penyesalan pun hadir. “Kok gue malah minta putus, sih?” Kembali, galau menghampiri dan akhirnya membuatmu berpikir, “Kayanya lebih baik minta maaf dan balikan, deh”.
Well, saat bertengkar, emosi memang seringkali membuat hati dan pikiran menjadi nampak tak sejalan. Tapi hubungan semacam ini tidak seharusnya dibiarkan tanpa ada solusi sebagai upaya untuk memperbaiki. Sebelum menjadi bumerang, yuk, kenali penyebabnya agar hubungan yang dijalani bisa lebih menyenangkan.
- Ketegangan
Ketegangan adalah saat dimana kamu tidak
dapat berpikir secara baik. Keadaan ini membuatmu tergesa-gesa dalam
mengambil keputusan yang akhirnya meninggalkan sebuah penyesalan. Jadi,
hindari ketegangan dengan saling memberikan respon yang baik kepada
pasangan, seperti memuji dan membuatnya berharga. Saat bertengkar,
berikan humor ringan untuk mencairkan suasana dan tunjukkan sisi manis
kamu agar emosinya berkurang.
- Kesalahpahaman
Ketidaksetiaan, ketidakcocokan dan
ketidakpercayaan, benar adanya jika hal tersebut merupakan penyebab dari
berakhirnya suatu hubungan. Namun, kesalahpahaman rupanya lebih sering
menjadi penyebab dari retaknya suatu hubungan. Kebanyakan orang
seringkali berasumsi berdasarkan apa yang mereka lihat tanpa
mengklarifikasinya terlebih dulu. Itulah mengapa kesalahpahaman terjadi.
Untuk mengatasinya, adalah satu. Kamu harus sepenuhnya percaya kepada
pasangan kamu. Dan sebaliknya, dia harus bisa menjaga kepercayaan itu,
karena bila tidak, hubungan putus nyambung mau sampai kapan selesainya?
- Konflik
Percayalah, bahwa dalam setiap hubungan,
konflik ataupun pertengkaran pastilah ada. Cinta bisa sangat
membahagiakan juga bisa sangat menyakitkan, dan itu benar. Oleh
karenanya, jangan terlalu mudah menyerah setiap kali hubungan dirasa
sudah tak lagi menyenangkan. Ada saat dimana kamu ataupun dia
membutuhkan waktu untuk berpikir sampai akhirnya memahami perbedaan yang
ada. Dan itu tidak selalu harus dengan mengakhiri hubungan terlebih
dahulu. Justru saat bersamanya, itulah kesempatan bagi kamu untuk
memperlihatkan bahwa kamu adalah yang terbaik baginya.
- Kurangnya Chemistry
Kenangan manis bersama orang yang
dicintai, pastinya akan lebih sulit dilupakan ketika kenangan yang
dimiliki bukan lagi hanya hitungan jari. Kadar chemistry dalam hubungan
sedikit banyak akan mempengaruhi ketahanan hubungan itu. Seseorang akan
dengan mudah berucap “putus”, karena baginya, hubungan yang dijalani
biasa-biasa saja. Namun sebaliknya, hubungan yang penuh dengan
chemistry, akan membuat seseorang berpikir dua kali untuk menyudahi.
- Menganggap bahwa cinta itu mudah
Yang membuat suatu hubungan begitu
seringnya putus nyambung, tiada lain adalah karena kamu ataupun dia
sama-sama yakin, bahwa kamu berdua saling mencintai. Dengan kata lain,
betapapun dia menyatakan ‘putus’ berulang kali, dia yakin bahwa kamu
akan tetap menerimanya karena dia menganggap bahwa kamu sangat
mencintainya. Begitupun kamu, kamu yakin bahwa dia akan menerima kamu
walau pertengkaran sudah terjadi berulang kali. Dalam hal ini, silakan
sikapi secara pribadi. Jika kamu inginkan ini diselesaikan dan beralih
kepada hubungan yang jauh lebih baik lagi, mulailah untuk mencoba
mengerti apa itu cinta dan bagaimana cara menghargainya. Kamu seolah
mempermainkan cinta setiap kali berkata “putus” dan “kembali” dengan
mudahnya.
0 komentar:
Posting Komentar