Gemintang.com – Siapa yang tidak bahagia
saat mendapatkan kekasih yang sangat baik, juga penyabar? Baik pria
ataupun wanita, tentu ingin memiliki pasangan yang bisa menyayangi juga
menghargai mereka sebagaimana mestinya. Namun dibalik semua kebaikan,
siapa sangka justru pasangan kamu seringkali menjadi pelaku kekerasan.
KDRT yang kita tahu seringkali terjadi kepada mereka yang sudah berumah tangga. Tapi jangan salah, hubungan yang baru seumur jagung pun bisa jadi mengalaminya. Pelaku kekerasan dinilai berjiwa labil karena walau menyesal, nyatanya mereka tak hanya melakukannya sekali saja. Fakta menunjukkan bahwa kekerasan dalam hubungan tidak hanya terjadi pada orang miskin dan atau berpendidikan rendah. Berbagai golongan pun nyatanya bisa berpotensi menjadi pelaku dan bahkan menjadi korban didalamnya. Menyikapi hal ini, mari kita kenali terlebih dahulu hal-hal yang berpotensi menjadi penyebab timbulnya tindak kekerasan
1. Posesif berlebihan
Merasa ingin dihargai, seorang pasangan
seringkali menuntut pasangannya untuk lapor setiap kali dia akan pergi.
Kemana, bersama siapa, dan pulang jam berapa, semua hal yang akan
dilakukan pasangannya haruslah dengan seizin dia. Misalnya kamu, mungkin
pernah suatu ketika meminta pengertiannya hingga dia mengizinkan. Namun
perhatikan, apakah dia melakukan ancaman seperti, “Ya sudah, kamu boleh
pergi, tapi jangan salahkan aku kalau ada apa-apa.” Ini memberi arti
bahwa dia keberatan dan tidak menghargai keputusan kamu. Awalnya mungkin
hanya ancaman, tapi buruknya adalah tentu tindak kekerasan. Untuk
menghindarinya, akan lebih baik bila kamu didampingi oleh orang yang
juga dikenalnya seperti orang tua ataupun teman dekat. Bisa jadi dia
posesif karena kamu pun berlaku seenaknya dan tidak menghargai dia.
2. Seringkali mengulang kesalahan
Saat berbuat salah, tak jarang pasangan
kamu menyesal dan lalu berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Berkata
kasar, menampar, dan memukul, dia katakan bahwa itu bukanlah suatu
kesengajaan. Sekarang, coba pikirkan secara logika. Apakah ada seseorang
yang menampar tanpa dia menggerakkan sendiri tangannya untuk menampar?
Dia bisa saja mengelak bahwa itu perbuatan khilaf. Tapi apakah mau bila
selamanya kamu menjadi korban kekhilafannya? Segera mencari orang ketiga
untuk menjadi saksi perilaku ini. Kamu tidak bisa bila hanya sekedar
diam dan menanti kesadarannya untuk berhenti menjadikanmu korban. Pelaku
kekerasan akan dengan mudah meminta maaf dan menghujani pasangannya
dengan sejuta kata cinta untuk menyenangkan. Agar tidak terjebak,
jadikanlah masa lalu sebagai cermin untuk bisa menentukan sikap.
3. Menjauhkanmu dari pergaulan
Setiap orang tentu punya teman dekat,
sahabat yang mengerti dan juga menghargai. Tapi pasangan kamu, apakah
dia tertarik untuk mengenal mereka dan tidak canggung saat harus pergi
bersama? Jika dia justru tampak kesal dan berusaha menjauhkanmu dari
pergaulan, artinya dia bukanlah orang yang mudah bersosialisasi. Ini,
perlu diwaspadai. Seseorang yang hanya lebih suka dengan dirinya dan
tidak menghiraukan orang lain, ia akan lebih mudah putus asa. Hatinya
tidak peka dan dia akan melakukan sesuatu sesukanya. Tindakan menjauhkan
kamu dari pergaulan adalah salah satu cara untuk memiliki kamu dalam
arti yang tidak baik. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat
dia pun bisa melakukan tindak kekerasan. Untuk menghindarinya,
yakinkanlah dia agar bisa memberikan kepercayaan lebih terhadapmu.
Tunjukkan padanya bahwa pertemanan yang kamu miliki dapat mendatangkan
kebaikan.
Jika kamu menemukan sinyal yang tidak
baik diatas atau bahkan justru sempat mengalaminya, pikirkanlah kembali
perihal kelanjutan hubungan kamu. Kebanyakan orang yakin bahwa cinta dan
pernikahan akan mengubah sikap seseorang, tetapi fakta terkadang
menunjukkan sebaliknya. Jadi, jangan sampai cinta membutakan mata dan
hati kamu untuk menemukan orang yang tepat.
0 komentar:
Posting Komentar