Gemintang.com – Cinta itu tidak selamanya indah, begitulah temanku mengungkapkan, saat dirinya seringkali menerima perlakuan kasar dari sang kekasih. Entah kenapa sikapnya berubah setelah hubungan terjalin sekian lama. Apakah karena aku sudah tak semenarik dulu ? Ataukah dia punya kekasih baru ?
Hubungan yang terjalin karena cinta, seharusnya tidak pernah menemui hal semacam ini. Mana ada seseorang yang tega menyakiti orang terkasihnya ? Kurang lebih logika berjalan seperti itu. Iya dong, kalau dia berani menyakiti, artinya dia sudah tidak lagi mencintai.
Temanku berkata, bahwa sikap kekasarannya itu sudah berlangsung selama satu tahun. “Dan kamu masih saja bersamanya?”, tanyaku. “Karena aku masih sangat mencintainya”, jawabnya. Mendengar itu, haruskah aku bilang bahwa dia aneh? Untuk apa bersama seseorang yang sudah tidak lagi menghargai kamu sebagai kekasihnya?
Menampar, menendang, memukul, mendorong dan bahkan berkata kotor, apakah itu cinta ? Aku sendiri semakin dibuat aneh setelah dia berkata bahwa kekasihnya itu tidak sengaja dan berjanji untuk segera berubah. Ini sudah hampir satu tahun, dan apa dia baru berjanji kemarin sore untuk merubah sikapnya ? Kenapa hal semacam ini masih saja dibiarkan setelah sekian lama ? Seperti yang dilansir oleh psikolog Jacinta F. Rini, MSi., tindakan pasrah seperti ini justru membuat pihak dominan semakin menjadi-jadi. Ini mengerikan, atas nama cinta mereka memadu kasih berdua, dan atas nama cinta jugalah, temanku harus menjadi bulan-bulanan kekasihnya dan berakhir dengan memar setiap harinya.
Tindak kekerasan dalam bentuk apapun, sesungguhnya memiliki kekuatan hukum yang bisa menjerat siapa saja yang menjadi pelakunya. Cerita semacam ini hanyalah satu dari sekian juta konflik yang terjadi antar pasangan. Bahkan diantaranya ada yang sampai membunuh kekasihnya sendiri hanya karena modus perselingkuhan ataupun kecemburuan. Haruskah dipertahankan ? atau lebih baik diakhiri ?
Bayangkan, saat ini dia adalah kekasihmu, tapi sudah berani berbuat buruk terhadapmu, lalu bagaimana nanti ? Kekerasan bisa saja dipicu karena emosi sesaat dan atau ketika perasaan seseorang sedang tidak stabil. Satu persatu kemarahan akan membuatnya berpikir secara tidak rasional, dan inilah yang menjadi pemicu seseorang untuk melakukan tindak kekerasan. Ini manusiawi, karena setiap orang memiliki cara tersendiri untuk melampiaskan kemarahannya. Tapi kekerasan, sampai kapan kamu akan bertahan dengan penderitaan semacam ini ?
Perilaku kasar memang tidak selalu identik dengan permainan tangan. Saat kekasih mengontrol berbagai aspek kehidupan kamu seperti menentukan dengan siapa kamu boleh pergi, apa yang boleh kamu pakai dan apa yang tidak boleh kamu lakukan, artinya kamu sudah tidak lagi merasakan kebebasan sebagaimana mestinya. Seringkali menghina, merendahkan dan membuat kamu merasa tidak layak, ini juga merupakan sebuah perilaku kasar. Haruskah didiamkan ?
Pertama-tama, pastikan terlebih dahulu bahwa kamu ada dalam posisi aman dan tidak terancam. Minta tolong teman dekat yang kamu percaya untuk bisa menyadarkannya. Berusahalah terbuka kepada keluarga maupun teman dekat perihal perilakunya. Setidaknya, mereka akan ikut mengawasi jikalau sewaktu-waktu ada hal buruk yang menimpamu. Selebihnya, cobalah berpikir kembali untuk menjalin hubungan yang tidak memberikan kebahagiaan sama sekali. Kenapa kamu harus bertahan dengannya sedangkan ada orang lain yang bisa memberikan kebahagiaan untukmu ?
0 komentar:
Posting Komentar